TEMPO.CO, Jakarta - Enam bulan berlalu kasus kematin Akseyna Ahad Dori, mahasiswa Universitas Indonesia, belum juga terungkap. Kolonel Sus Mardoto, orang tua Akseyna, terbang ke Depok, untuk menanyakan langsung perkembangan misteri kematian anaknya.
Mardoto datang ke Depok dua kali, Rabu kemarin dan Sabtu ini. Mardoto mendatangi Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polresta Depok Komisaris Teguh Nugroho, untuk menanyai perkembangan pengungkapan pembunuhan anaknya. "Saya diskusi terkait info-info yang berkembang tentang kasus ini Rabu kemarin. Mengapa belum terungkap," kata Mardoto, Sabtu, 12 September 2015.
Dari diskusi itu, kata Mardoto, memang dikatakan ada titik terang terhadap misteri pembunuhan anaknya. Polisi masih bekerja serius untuk mengungkap pembunuhan anaknya. "Yang jelas saya dapat kepastian bahwa polisi tetap bekerja serius melakukan penyidikan kasus anak saya. Itu hasil pertemuan kami kemarin," ucapnya.
Mardoto mengaku geregetan dengan perkembangan pengungkapan kasus anaknya. Untu itu Mardoto langsung datang dan menanyakan kepada penyidik perkembangan pengungkapan ini. "Intinya saya mempertanyakan perkembangan proses penyidikan ini. Sejauh mana polisi sudah bertindak," ucapnya.
Akseyna ditemukan tewas mengapung di Danau Kenanga UI, 26 Maret lalu. Saat ditemukan tubuh Akseyna penuh luka lebam dan mesih menggendong tas berisi batu, yang diduga untuk menenggelamkannya.
Baca Juga:
Polisi menduga Akseyna dibunuh. Dugaan pembunuhan ini diperkuat dengan analisis tulisan secarik kertas yang ada di kamar Ace, yang ditulis dua orang. Selain itu, ada sobekan di sepatunya yang diduga rusak karena dia diseret pelaku menuju Danau Kenanga, tempat Ace ditemukan mengambang.
Seperti diketahui, Akseyna masuk UI mendapatkan undangan lewat jalur prestasi akademik Olimpiade. Akseyna pernah mendapatkan medali perunggu Olimpiade Saint Nasional (OSN) SMA Tahun 2012 di Jakarta. Tahun 2011 sewaktu pertama ikut OSN yang di Manado belum dapat medali.
Menurut Mardoto, Akseyna senang mendapatkan undangan itu, makanya dijalani kuliah masuk UI jurusan Biologi ini sesuai bidang prestasinya di OSN. Aksena, kata Mardoto lagi, memutuskan sendiri menerima undangan UI itu. "Kami pun merestui atas pilihan Ace menempuh kuliah di UI. Tapi, tidak menyangka harus berakhir di tempat kuliah yang dia senangi," ucapnya.
IMAM HAMDI