TEMPO.CO, Jakarta - Kuasa hukum Mursalim, tersangka pembunuh perempuan berkewarganegaraan Jepang, menegaskan kliennya tak melakukan pembunuhan berencana. Indikatornya, Mursalim, 25 tahun, yang dipanggil Salim tersebut tak mempersenjatai diri saat membunuh Yoshimi Nishimura, 28 tahun, di unit apartemennya di lantai 10 Apartemen Casa Grande, Tebet, Jakarta Selatan.
"Ini bukan pembunuhan berencana. Ini spontan karena korban teriak minta tolong," kata Sunan Kalijaga, kuasa hukum Mursalim.
Saat melakukan 82 adegan dalam rekonstruksi kasus pembunuhan pada Senin, 14 September 2015, Mursalim berulang kali mencekik leher korbannya, Yoshimi Nishimura. "Kami melihat tak ada kejanggalan," ujar Sunan. (Baca: Ini Rincian 82 Adegan Rekonstruksi Pembunuhan Wanita Jepang)
Sunan berkilah, Mursalim tak merencanakan pembunuhan Yoshimi. Namun, karena Yoshimi berteriak minta tolong, pria yang bekerja sebagai petugas keamanan Apartemen Casa Grande itu menjadi panik. "Jika tidak berteriak, klien kami mungkin tidak akan membunuh," tuturnya. Menurut Sunan, Mursalim hanya mengincar harta benda Yoshimi. (Baca: Sebelum Dibunuh, Yoshimi Panggil Mursalim ke Dalam Kamar)
Sunan menambahkan, Mursalim tak membawa atau menyiapkan alat untuk membunuh Yoshimi sebelum pembunuhan terjadi. "Pelaku tidak menyiapkan alat dan senjata untuk mengancam korban," ucapnya.
Yoshimi ditemukan di kamarnya dalam keadaan tubuh membiru dan terdapat luka lebam dan bekas darah pada wajah dua hari setelah kejadian. Yoshimi dibunuh pada 5 September 2015 dan ditemukan pada 7 September. Saat ditemukan di lantai 10 unit 2 Montreal Monanta, tubuh Yoshimi hanya berbalut pakaian dalam. Saat melakukan olah tempat kejadian perkara, polisi melihat Mursalim terekam dalam CCTV.
Di kamar Yoshimi, polisi menemukan bungkus rokok yang berisi enam batang dan korek api. Padahal Yoshimi dikenal teman-temannya tak merokok. (Baca: Yoshimi Dibunuh: Puntung Rokok Bukan Milik Satpam, Lalu...)
Dengan memeriksa para anggota satpam di apartemen itu, polisi mendapat petunjuk terang siapa pembunuhnya. Rekaman kamera pengawas di lobi apartemen kian menegaskan pelakunya. Pada hari kematiannya, Yoshimi berbicara dengan seseorang dan naik menuju kamarnya. Laki-laki itu adalah Mursalim.
Setelah membunuh, Mursalim pulang ke rumahnya di Ciracas, Jakarta Timur. Laki-laki 25 tahun itu tinggal bersama istrinya. Setelah kematian Yoshimi diberitakan media massa, Mursalim kabur ke kampung halamannya di Lampung. Dia ditangkap di Langkapura di dalam bus.
Kepada polisi, Mursalim mengaku membunuh Yoshimi karena ingin mendapatkan barang-barangnya. Namun polisi belum sepenuhnya percaya pada pengakuan ini. Sebab, hanya telepon seluler dan kunci kamar yang raib dari kamar Yoshimi. Telepon itu ditemukan polisi di rumah Mursalim di Ciracas.
DINI PRAMITA
Berita Menarik:
Geger, Wanita tanpa Baju Beraksi di Muka Imam Diskusi Islam
Ayah Ini Membunuh dan Minum Darah Putrinya Agar Kaya
Simak juga:
Aneh, Sesudah Rian XL Meninggal, Masih Terima SMS Teror
Ini 4 Bisnis yang Tidak Ada Matinya