TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan bahwa peran perempuan dalam pemberantasan korupsi sangatlah penting. Ahok—sapaan akrab Basuki—mengatakan orang yang ingin mendapatkan proyek dari pemerintah biasanya mendekati istri atau ibu pejabat, misalnya dengan memberi hadiah.
"Karena pengaruh si ibu ke bapaknya besar, jadi ibunya dibaik-baikin," ujar Ahok dalam pidatonya dalam seminar berjudul "Kekuatan Perempuan, Inspirasi Perubahan" di Balai Agung Provinsi DKI Jakarta pada Selasa, 15 September 2015.
Baca juga:
Alumnus UI Ini Jatuh dari Lantai 13, Gara-gara Cinta Segitiga?
Setelah Diserang Fadli Zon, PDIP Siapkan Pengganti
Berita Menarik:
Seminar ini digelar Pemerintah Provinsi DKI, Komisi Pemberantasan Korupsi, dan lembaga Australia Indonesia Partnership for Justice (AIPJ). Seminar yang merupakan bagian dari program "Saya, Perempuan Anti-Korupsi" ini sejalan dengan misi perbaikan birokrasi yang kini tengah gencar dilakukan Pemprov DKI.
Ahok pun menceritakan pengalamannya kala menjadi bupati di Belitung. Ada seorang teman yang memberikan hadiah lemari es berukuran besar kepadanya. Padahal, waktu Ahok menikah, temannya tersebut hanya memberikan angpao sebesar Rp 100 ribu. "Saya kembalikan karena saya yakin ini ada hubungannya dengan posisi saya," kata Ahok.
Dia menyerukan kepada para pegawai negeri sipil di lingkungan Pemprov DKI untuk menjauhi suap. "Saya bisa disogok, harganya seharga nyawa kamu," tutur Ahok.
Seminar Gerakan Nasional Saya, Perempuan Anti-Korupsi (SPAK) memandang peran perempuan sangat penting dalam pencegahan korupsi, baik sebagai ibu, istri, maupun anggota masyarakat. Sejak disosialisasikan pada 22 April 2014, program SPAK telah melatih perempuan Indonesia di 14 provinsi. Hingga Desember 2014, gerakan ini telah memberikan sosialisasi kepada hampir 20 ribu perempuan.
DIKO OKTARA
Berita Menarik:
Wah, Ada Kalajengking Merah Raksasa di Planet Mars?
Jutaan Rayap Mulai Serbu Ibu Kota, Ada Apa Gerangan?