TEMPO.CO, Nganjuk – Seorang anggota Komando Armada Kawasan Timur TNI Angkatan Laut ditemukan tewas di kawasan hutan Kabupaten Nganjuk, Jumat, 18 September 2015. Mayat korban ditemukan tergeletak di Alas Dowo Kesatuan Pemangku Hutan Pace dengan sejumlah luka bekas penganiayaan.
Informasi yang digali di lapangan menyebutkan bahwa kematian korban diketahui dari penemuan mobil Kijang Innova hitam dengan nomor polisi P-1274-LO yang diparkir di jalan Alas Dowo, Dusun Sumbernongko, Desa Bajulan, Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk pukul 10.00 WIB oleh warga. Karena curiga, warga melaporkan keberadaan mobil itu kepada kepala desa setempat. Warga lalu melakukan penyisiran.
Kecurigaan warga makin bertambah karena dalam penyisiran tersebut ditemukan tali tambang dengan bercak darah, sebuah batu juga dengan bercak darah, jaket, sandal, dan nasi bungkus sekitar tujuh buah. Khawatir terjadi sesuatu, warga melaporkan hal itu ke Kepolisian Sektor dan Komando Rayon Militer Bajulan.
Saat rombongan aparat tiba di lokasi, mendadak muncul seseorang yang hendak mengambil mobil tersebut. Untuk mengorek keterangan, pria yang diketahui juga anggota TNI dari Koarmatim Kelasi Kepala Mochamad Choirul Naim langsung ditangkap.
Di waktu bersamaan, warga dan aparat yang melakukan penyisiran menemukan sesosok mayat di lokasi petak 79 B hutan alas Dowo. Setelah dilakukan pemeriksaan terungkap jenazah dengan sejumlah luka itu adalah Letnan Dua Laut Ebenezer Simanulang yang bertugas sebagai Asisten Kadivnagi KRI TLE Satuan Koarmatim.
Kepala Satuan Reserse Kepolisian Resor Nganjuk Ajun Komisaris Hendra Krisnawan mengatakan penyelidikan kasus ini ditangani oleh Polisi Militer Angkatan Laut. Namun dari kondisi fisik korban diketahui terdapat bekas luka pada bagian belakang kepala diduga akibat dipukul batu, luka memar pada bagian pelipis kanan, dan bekas jeratan tali di leher. “Terduga pelaku sudah diamankan POMAL dan kasus ini ditangani TNI,” kata Hendra kepada Tempo.
Namun Kepolisian Resor Nganjuk bersikap responsif jika diminta membantu penyidikan oleh POMAL, terutama jika nanti ditemukan indikasi keterlibatan pelaku warga sipil.
HARI TRI WASONO