TEMPO.CO, Jakarta - Perkumpulan Pecinta Seni Indonesia (PPSI) menggelar pameran lukisan para maestro seni rupa Indonesia. Namun jangan salah karena lukisan-lukisan yang dipajang merupakan karya palsu, atau lebih tepatnya lukisan baru (fraudulent painting), yang ditandatangani atas nama sang maestro.
Lukisan ini dibuat pemalsu yang mempunyai keahlian meniru lukisan para maestro, seperti S. Sudjojono, Hendra Gunawan, dan Soedibio. Lukisan-lukisan tersebut bisa dinikmati sejak Kamis–Ahad, 17- 20 September 2015 di Ciputra Artpreneur, Ciputra World 1, Jakarta.
Sebagai contoh, pengunjung bisa melihat aneka lukisan dalam ukuran sedang sampai besar, lebih dari 1,5 x 2 meter, yang berjudul Perjuangan Revolusi, Pemecah Batu, Pengungsian, Penganten Ali, Penganten Betawi, Wajah-wajah Pejoeang Pekarangan Rumah, Djepang Mati Ketepang, Pantai dan Gerobak serta beberapa karya yang dikatakan sebagai karya Hendra Gunawan. Selain lukisan yang dipalsukan, dipajang pula repro lukisan aslinya.
“Ada keterangan di samping lukisan yang dinyatakan sebagai hasil karya pelukisnya, tetapi sebenarnya itu palsu,” ujar Syakieb Sungkar, salah satu pengurus PPSI, di sela-sela seminar "Ancaman Lukisan Palsu" di Ciputra Artpreneur, Ciputra World, Kamis, 17 September 2015.
Pengunjung bisa membandingkan hasil lukisan palsu tersebut. Selain di pameran tersebut, pengunjung juga bisa melihat hasil karya lukisan Hendra Gunawan yang asli di Museum Hendra Gunawan di tempat yang sama.
Belasan lukisan palsu yang dipajang merupakan lukisan yang diperoleh organisasi dengan harga murah dari tangan orang kedua atau ketiga. Namun bagi mereka yang awam, lukisan palsu yang gaya lukisannya sangat mirip ini harganya bisa berpuluh kali lipat. “Ada yang menawarkan kepada kami, orang itu mengakui kalau itu palsu. Harganya pun hanya berkisar antar Rp 20-30 juta,” ujar Budi Setiadharma, Ketua PPSI, kepada Tempo di tempat yang sama.
Budi mengatakan tujuan pameran ini adalah memberi pendidikan kepada masyarakat, terutama pencinta seni, tentang fenomena lukisan palsu. Maraknya lukisan palsu ini, kata dia, sudah sangat memprihatinkan dan membahayakan.
DIAN YULIASTUTI