TEMPO.CO , North Carolina:Seorang remaja laki-laki di North Carolina telah dituntut karena memiliki foto-foto telanjang dirinya di ponselnya sendiri. Pemuda, yang kini 17 tahun tetapi pengambilan foto-foto tersebut saat ia berusia 16 tahun.
Para ahli mengutuk kasus ini sebagai sesuatu yang menggelikan. Namun anak itu tetap dihukum oleh pengadilan dan harus setuju untuk tunduk pada penggeledahan tanpa surat oleh penegak hukum selama satu tahun, di samping hukuman lainnya.
Guardian juga menyebutklan jika namanya disebut di media dan ia harus mendapatkan hukuman larangan bermain sebagai gelandang tim sepak bola sekolah tinggi sementara kasus itu diselesaikan.
Sebagiamana dikutip dari The Guardian, 21 September, pemuda bernama Cormega Copening, dari Fayetteville, North Carolina, dituntut sebagai orang dewasa di bawah undang-undang pornografi anak kejahatan federal, untuk mengeksploitasi seksual anak di bawah umur. Anak di bawah umur yang dimaksudkan tersebut adalah dirinya sendiri.
"Ini disfungsional untuk dikenakan hukuman pada kepemilikan gambar Anda sendiri," kata Justin Patchin, seorang profesor hukum pidana di Universitas Wisconsin dan co-pendiri situs penelitian cyberbullying.org.
Copening, dilansir dari laman The Guardian, didakwa dengan empat tuduhan, membuat dan memiliki gambar dirinya sendiri dan satu gambar telanjang pacarnya, Brian Denson 16 tahun.
Sementara foto-foto itu secara teknis ilegal, seks yang sebenarnya tidak akan terjadi - usia persetujuan untuk melakukan hubungan seksual di North Carolina adalah 16.
Foto-foto itu ditemukan pada ponsel Copening ketika pihak berwenang sedang menyelidiki masalah yang lebih besar dari gambar seksual yang diduga dilakukan di sekolah tanpa izin dari subyek yang terlibat. Copening sendiri tidak ternukti terlibat dalam kasus itu.
Temple Jeff, seorang ahli psikologi di University of Texas Medical Branch, telah melakukan penelitian yang menunjukkan bahwa 30% dari remaja melakukan obrolan tentang seks satu sama lain. Ia menyerukan sikap bijak dan menggunakan akal sehat dari pihak berwenang.
Temple mengatakan bahwa jika negara menggunakan hukum secara harfiah, "puluhan ribu anak-anak akan berada di penjara dan terdaftar sebagai pelanggar seks."
MECHOS DE LAROCHA | THE GUARDIAN