TEMPO.CO, California - Ahmed Mohamed, pemuda yang menjadi terkenal setelah merakit jam yang disangka bom, sore itu sedang menghadiri dan menikmati undangan Google di California. Di saat yang sama, ayahnya berkendaraan ke sekolah MacArthur di distrik ISD Irving (IISD) dan secara resmi menyatakan anaknya mengundurkan diri dari sekolah tersebut.
Dilansir dari laman Dallasnews.com, tidak hanya Ahmed yang meninggalkan sekolah di distrik tersebut. Seminggu setelah guru bahasa Inggris Ahmed melaporkan jam buatannya yang disangka bom ke polisi, adik pria dan adik perempuannya juga menarik dari sekolah lain di distrik IISD. Ayah mereka, Mohamed Elhassan Mohamed, mengungkapkan hal itu seperti dikutip dari Mirror.
"Ahmed mengatakan, 'Saya tidak ingin pergi ke MacArthur'," kata Mohamed. "Anak-anak ini tidak akan bahagia di sana."
Mohamed mengatakan bahwa dia kini tengah berjuang dengan apa yang harus dilakukan selanjutnya.
"Kejadian ini merobek keluarga dan membuat kami sangat bingung," kata Mohamed.
Dia tidak tahu di mana Ahmed akan melanjutkan pendidikan setelah ini, meski banyak sekolah yang telah menawarkan untuk menampungnya dan keluarga juga dilaporkan tengah dalam pembicaraan dengan Massachusetts Institute of Technology (MIT).
Mohamed mengatakan ia akan lebih memilih untuk memberikan anak itu sedikit liburan sebelum ia memutuskan sesuatu.
Pada Rabu, 23 September 2015, seluruh keluarga berencana untuk terbang ke New York. Mohamed mengatakan pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa ingin bertemu dengan Ahmed.
Setelah itu, jika mereka bisa mendapatkan visa, Mohamed ingin mengajak Ahmed berziarah ke Mekkah, Arab Saudi. Ia berharap keluarga dapat merencanakan masa depan yang lebih baik saat berada di tanah suci.
"Saya meminta kepada Allah untuk memberikan berkat-Nya saat ini," kata Mohamed. "Setelah itu, kita akan lihat."
Dan pada akhirnya, ia mengingat salah satu undangan yang ditujukan kepada Ahmed dari tokoh paling terkenal. "Kalau kami kembali, kami akan mengunjungi Presiden Obama."
DALLAS NEWS.COM | MECHOS DE LAROCHA