Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Waduh, 70,2 Persen Pemilih Halalkan Politik Uang

Editor

Febriyan

image-gnews
Ratusan massa bentrok dengan aparat kepolisian dari Polres Serang, di Kota Serang, dalam sebuah simulasi pengamanan Pilkada serentak Desember mendatang. TEMPO/Darma Wijaya
Ratusan massa bentrok dengan aparat kepolisian dari Polres Serang, di Kota Serang, dalam sebuah simulasi pengamanan Pilkada serentak Desember mendatang. TEMPO/Darma Wijaya
Iklan

TEMPO.CO , Semarang - Lembaga Pengkajian dan Survei Indonesia (LPSI) Semarang menyatakan sebanyak 70,2 persen pemilih di Kota Semarang menilai politik uang atau materi dalam pilkada merupakan sesuatu yang wajar. Temuan ini berdasarkan hasil survey yang dilakukan LPSI di 16 kecamatan di Kota Semarang yang melibatkan 1.250 responden dengan teknik pengambilan sampel secara acak proporsional  pada bulan ini.

“Hasil survey ini menunjukan masih kuatnya praktik politik transaksional baik di parpol maupun masyarakat. Ini sudah darurat karena uang menjadi segalanya,” kata Yulianto saat menjadi pembicara sarasehan “Optimalisasi Potensi Media Massa dalam Pilkada 2015” yang digelar Persatuan Wartawan Indonesia Jawa Tengah, Selasa (22 September 2015).

Parahnya lagi, kata Yulianto, para penerima politik uang itu sudah mengetahui bahwa praktik politik uang itu melanggar hukum dan norma sosial. Yulianto menyatakan temuan ini cukup mengejutkan karena politik uang yang sebenarnya merusak demokrasi justru dihalalkan para pemilih.

Baca juga:
Dilarang Pacaran Santri Ini Bawa Parang ke Ustaz, Lalu…
Wah Eva Celia Dapat Kejutan dari Vidi  dan Ariel di Kamar Timur

Salah satu alasan pemilih mau menerima uang karena menganggap tidak ada perubahan kebijakan yang lebih baik setelah pelaksanaan pilkada. Bahkan, kata Yulianto, pemilih menganggap usai pilkada maka calon terpilih tidak bisa memberikan perubahan. “Sekalipun pemimpinya berganti-ganti,” kata Yulianto.

Dalam survey ini, LPSI juga menemukan mulai adanya independensi para pemilih saat menentukan pilihan politiknya. Prosentasenya, sebanyak 49 persen sudah menjadi pemilih otonom. Pemilih ini tidak terikat dengan tokoh masyarakat, parpol, atau orang lain.

"Karena otonom pula sehingga mereka juga punya keputusan sendiri atas pemberian uang dan materi dari calon," kata pengajar Ilmu Komunikasi Undip tersebut.

Yulianto berharap agar media massa sebagai ruang publik bisa menonjolkan berita-berita tentang bahaya praktik politik uang bagi demokrasi di Indonesia. Karena ada praktik politik uang maka hasil akhir dalam pilkada pasti tidak sesuai dengan nilai-nilai demokrasi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bendahara Partai Persatuan Pembangunan Jawa Tengah Ngainirrichadl mengakui fakta praktik politik saat ini memang sangat praktis dan pragmatis. “Bisa jadi karena kemiskinan masih tinggi maka masyarakat butuh yang praktis saja. Kondisi ekonomi yang melambat seperti saat ini mendorong masyarakat lebih pragmatis, tidak lagi ideologis,” katanya.

Ke depan, kata Ngainirrichadl, pendidikan politik ke pemilih harus terus ditingkatkan. Sebab, saat ini demokrasi di Indonesia juga masih dalam tahap transisi.

ROFIUDDIN

Baca juga:
Habis Disebut Tolol oleh Menteri, Gayus Dikepung 40 CCTV dan…
Terbongkar Rahasia Mengapa Messi Sering Gagal Eksekusi Penalti

Video Terkait:


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

6 hari lalu

Lumpia isi tahu udang menjadi salah satu jenis gorengan yang tetap sehat untuk menu buka puasa/Foto: Tupperware
Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?


Sepekan Banjir Semarang, Sejumlah Kelurahan Masih Terendam

37 hari lalu

Foto udara suasana jalur kereta api dan areal stasiun yang terendam banjir di Stasiun Tawang, Semarang, Jawa Tengah, Kamis, 14 Maret 2024. Banjir yang merendam stasiun dengan ketinggian air dari 30 cm - 100 cm akibat intensitas hujan tinggi sejak Rabu (13/3/2024) di daerah itu menyebabkan pelayanan kereta api terganggu serta sejumlah rute perjalanan kereta api dibatalkan dan dialihkan ke rute kota lain baik kedatangan mapupun keberangkatan. ANTARA /Makna Zaezar
Sepekan Banjir Semarang, Sejumlah Kelurahan Masih Terendam

Sepekan setelah banjir Semarang, posko pengungsian sudah ditutup. Namun, masih ada genangan di beberapa kelurahan.


Mengapa Banjir Selalu Jadi Problem di Semarang dan Pantura?

40 hari lalu

Sejumlah pengendara menerobos hujan dan banjir di Jalan Majapahit, Semarang, Jawa Tengah, Kamis 14 Maret 2024. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan wilayah Pantura, Jawa Tengah bagian tengah dan selatan masih berpotensi dilanda cuaca ekstrem hujan dengan intensitas sedang sampai lebat disertai kilat sekaligus petir akan terjadi hingga Rabu mendatang dan memperingatkan kepada masyarakat agar tetap waspada saat beraktivitas di luar ruangan. ANTARA FOTO/Makna Zaezar
Mengapa Banjir Selalu Jadi Problem di Semarang dan Pantura?

Banjir selalu menjadi masalah di Indonesia. Namun, mengapa Jawa Tengah, terutama Semarang dan Pantura selalu dilanda banjir saban tahun?


Polisi Selidiki Kasus Bapak Aniaya Anak hingga Tewas di Semarang

2 Januari 2024

Ilustrasi tewas atau jenazah atau jasad. shutterstock.com
Polisi Selidiki Kasus Bapak Aniaya Anak hingga Tewas di Semarang

Diduga penganiayaan itu dilakukan karena pelaku ingin melindungi anak laki-lakinya yang lain yang juga adik korban, JW, 18 tahun.


Berkurangnya Wilayah Resapan Air Kota Semarang Berdampak pada Banjir Menahun

19 Desember 2023

Mobil terseret banjir bandang di Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang pada 7 November 2022. TEMPO/Jamal Abdul Nasser
Berkurangnya Wilayah Resapan Air Kota Semarang Berdampak pada Banjir Menahun

Rentetan banjir menggenangi Kota Semarang pada awal 2023.


Daya Tarik Pantai Tirang, Lokasi, Harga Tiket, Rute dan Jam Bukanya

3 November 2023

Pantai Tirang Semarang (semarangkota.go.id)
Daya Tarik Pantai Tirang, Lokasi, Harga Tiket, Rute dan Jam Bukanya

Pantai Tirang di Semarang menawarkan keindahan alam yang memukau, pasir putih, dan beragam aktivitas seru.


Proyek Baru Kereta Cepat Jakarta-Surabaya: Waktu Tempuh di Bawah 6 Jam

4 Oktober 2023

Kondisi tempat duduk penumpang Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) pada Rabu, 20 September 2023. KCJB memiliki kecepatan maksimal 350 km/jam. TEMPO/Tony Hartawan
Proyek Baru Kereta Cepat Jakarta-Surabaya: Waktu Tempuh di Bawah 6 Jam

Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya dikabarkan akan diluncurkan mulai 2024 mendatang. Apa saja yang menarik dari kereta cepat ini?


Jenazah Ajudan Kapolda Kaltara Diotopsi di RS Bhayangkara Semarang

23 September 2023

Ilustrasi tewas atau jenazah atau jasad. shutterstock.com
Jenazah Ajudan Kapolda Kaltara Diotopsi di RS Bhayangkara Semarang

Jenazah ajudan Kapolda Kaltara Brigadir Setyo Herlambang dibawa ke RS sebelum diberangkatkan ke Kendal.


Siswa SD Terkena Dampak Kebakaran TPA Jatibarang Semarang, Wali Kota: Pemadaman Butuh Sepekan

19 September 2023

Kebakaran tumpukan sampah di TPA Jatibarang, Semarang, Jawa Tengah, Senin, 18 September 2023. Kebakaran TPA Jatibarang Semarang yang tidak lagi aktif tersebut meluas hingga 5 hektare. ANTARA FOTO/Makna Zaezar
Siswa SD Terkena Dampak Kebakaran TPA Jatibarang Semarang, Wali Kota: Pemadaman Butuh Sepekan

Kebakaran Tempat Pembuangan Akhir atau TPA Jatibarang, Kota Semarang, Jawa Tengah, berdampak terhadap SDN 4 Ngaliyan yang berlokasi tidak jauh.


Polisi akan Panggil Eks Ketua DPC Gerindra Semarang atas Dugaan Pukul Kader PDIP

12 September 2023

Ilustrasi Pemukulan. shutterstock.com
Polisi akan Panggil Eks Ketua DPC Gerindra Semarang atas Dugaan Pukul Kader PDIP

Polisi mengatakan akan memanggil eks Ketua DPC Partai Gerindra Kota Semarang yang diduga melakukan pemukulan ke kader PDIP.