TEMPO.CO, Jakarta - Hajatan pemilihan Gubernur DKI Jakarta baru akan berlangsung 1,5 tahun lagi. Namun para penantang Basuki Tjahaja Purnama dalam pemilihan kepala daerah DKI 2017 mulai bermunculan.
Mereka antara lain Sandiaga Uno, pendiri PT Saratoga Investama Sedaya; Adhyaksa Dault, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga; dan Marco Kusumawijaya, pakar tata kota sekaligus mantan Ketua Dewan Kesenian Jakarta. Para kandidat ini sudah mendeklarasikan niatnya maju dalam pilkada DKI dengan caranya masing-masing.
Pakar politik dari Populi Center, Nico Harjanto, menganggap deklarasi untuk menjadi penantang Ahok sudah terlambat. "Seharusnya mereka tampil bersamaan dengan pelantikan Ahok awal tahun lalu," kata Nico saat dihubungi, Rabu, 23 September 2015.
Keterlambatan itu berbuntut pada rendahnya elektabilitas mereka dibanding Ahok. Sejak Ahok dilantik sampai bermunculannya nama-nama calon Gubernur DKI, mantan Bupati Belitung Timur itu sudah mengerjakan banyak hal yang menyedot perhatian masyarakat.
Misalnya, gubernur 49 tahun itu berani mengungkap anggaran siluman dan korupsi alat catu daya listrik cadangan (UPS). "Sulit untuk menyaingi popularitas Ahok," ucap Nico. Peluang mencari penantang yang sepadan dengan Ahok belum benar-benar tertutup.
Menurut Nico, Ahok bisa memperoleh pesaing yang seimbang bila partai penguasa di DKI, yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, menyodorkan calon. "Kompetisi baru seru dan seimbang jika PDI Perjuangan mencalonkan kandidat yang populer dan luar biasa," tuturnya.
RAYMUNDUS RIKANG