TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berencana memulai pembangunan pulau O, P, dan Q tahun depan. Ketiga pulau hasil reklamasi tersebut didesain menjadi pusat logistik pelabuhan Jakarta atau Port of Jakarta.
Ahok, sapaan akrab Basuki, menargetkan pembangunan ketiga pulau itu rampung sekitar tiga hingga lima tahun lagi atau paling cepat pada 2018. Ketiga pulau tersebut nantinya akan digabung dengan pulau N milik Pelindo II, dan pulau M milik PT Pembangunan Jaya Ancol untuk dijadikan Port of Jakarta.
"Ditambah dengan KBN, laut yang dalam, dan ditambah Tanjung Priok yang ada sekarang, ini bisa jadi pelabuhan yang bagus dan besar," kata Ahok di Balai Kota, Jumat, 25 September 2015.
Ahok mengaku sudah menggandeng perusahaan dari Belanda, Van Oord, sebagai mitra strategis dalam proyek tersebut. Van Oord dinilai sudah berpengalaman menangani sistem manajemen, logistik, dan jaringan. "Kita juga mau mengajak perusahaan pengerukannya, reklamasinya," ujar Ahok.
Ahok tertarik pada rencana pembangunan pelabuhan Jakarta setelah mendengar jumlah uang yang dikeluarkan Belanda. Pembangunan Port of Rotterdam di Belanda berlangsung selama lima tahun dan hanya menghabiskan dana sebesar 1,2 miliar euro. "Saya pikir kalau cuma Rp 15-16 triliun kita juga sanggup. Yang APBD siluman aja 12,1 triliun setahun," katanya.
Ahok berharap, pembangunan Port of Jakarta dapat meningkatkan hubungan kerja sama Jakarta dengan Belanda. "Tidak hanya sister city, tapi juga sister port," ujar Ahok. Ia berharap Port of Jakarta dapat menjadi pusat pelabuhan di Asia layaknya Port of Rotterdam yang menjadi pusat di Eropa.
VINDRY FLORENTIN