TEMPO.CO, Surabaya - Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan Whisnu Sakti Buana berpamitan kepada warga Surabaya menjelang akhir masa jabatan keduanya pada 28 September 2015. Mereka, terutama Risma, melakukannya dengan melayani foto bareng atau selfie dengan ratusan warga yang menikmati Car Free Day (CFD) di sepanjang Jalan Darmo, Minggu pagi, 27 September 2015.
Risma dan Whisnu melepas belasan balon berwarna-warni dan sarapan bareng warga dengan menu nasi pecel. "Saya hanya ingin pamitan dan menyapa warga, bukan kampanye," kata Risma di sela-sela melayani selfie dengan warganya itu.
Seperti diketahui, akhir masa jabatannya itu memang bertepatan pada masa kampanye pemilihan kepala daerah Surabaya yang dimulai hari ini, Minggu, 27 September 2015. Risma dan Whisnu kembali didaftarkan oleh PDIP sebagai pasangan calon inkumben. Mereka mendapat penantang pasangan Rasiyo-Lucy Kurniasari yang diusung koalisi Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional.
Baca:
Kata Ahok, Ormas Galak Jitu Atasi Kemacetan Jakarta
Duh, Jennifer Lopez Dihantui Video Panasnya Saat Bulan Madu
Risma menegaskan, kehadirannya di Taman Bungkul untuk menikmati CFD sembari jalan-jalan dan menyapa warga Surabaya menjelang akhir masa jabatannya. Menurut Risma, warga Surabaya harus tetap bekerja keras, bukan hanya menjadi penonton di kotanya sendiri, supaya apa yang telah dicapai lima tahun terakhir tidak sia-sia. "Saya harap warga Surabaya bisa menjadi pemenang di kotanya sendiri pada 2015 ini," ujarnya.
Risma juga menyampaikan maaf kepada warga Surabaya apabila selama masa jabatannya itu ada khilaf ataupun kesalahan. Dia berharap semua warga Surabaya ikut menjaga infrastruktur yang selama ini telah dibangunnya. "Tolong sama-sama menjaga, yaa," tuturnya.
Whisnu juga menyatakan kehadirannya ini untuk berpamitan. Dia yang juga Ketua PDIP Surabaya berpesan agar pilkada tidak membuat warga Surabaya terpecah belah. "Kami pilih Taman Bungkul karena ini satu di antara ikon Surabaya," ucapnya.
MOHAMMAD SYARRAFAH
Simak juga:
Ahok: Mohon Maaf, Jakarta Tambah Macet sampai 2018
TRAGEDI MINA: Kisah Ninda, Dua Kali Selamat dari Maut