TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama minta maaf kepada warga Ibu Kota saat menghadiri jalan sehat bertajuk "Melawan Pikun" di Lapangan Barat Daya Monumen Nasional, Minggu, 27 September 2015. Permintaan maaf itu diucapkan Ahok—sapaan Basuki—lantaran kemacetan di Jakarta justru makin bertambah parah saat dia menjadi gubernur.
Namun Ahok punya alasan. Menurut dia, kemacetan di jalan raya makin parah karena pemerintah DKI sedang mengebut proyek-proyek infrastruktur transportasi yang ditargetkan rampung pada 2018. "Jadi saya minta maaf karena Jakarta jadi tambah macet," ujarnya.
Baca juga:
Kasus Muncikari Artis ke Jaksa: Dari 80 Wanita, AS Termahal
Bulan Darah, 28 September Kiamat? Resah, Ini Kata Gereja
Ahok mengungkapkan ada empat proyek infrastruktur yang membutuhkan penyelesaian tepat waktu. Proyek itu ialah pembangunan jalur kereta ringan, pengeboran terowongan mass rapid transportation (MRT), jalan layang bus Transjakarta rute Ciledug-Kapten Tendean, dan enam ruas jalan tol dalam kota. "Kalau proyek itu tak diselesaikan, kami terlambat mengatasi kemacetan yang lebih parah beberapa tahun mendatang," kata gubernur kelahiran Manggar, Belitung Timur, itu.
Proyek kereta ringan akan terdiri atas tujuh koridor yang menelan biaya sekitar Rp 3 triliun. Adapun pekerjaan jalan layang bus Transjakarta Ciledug-Kapten Tendean sepanjang 9,3 kilometer menghabiskan anggaran hingga Rp 2,5 triliun.
Pemerintah DKI mendapat dana pinjaman dari Jepang untuk membangun proyek MRT senilai ¥ 125 miliar atau setara Rp 13,5 triliun. Adapun pembangunan enam ruas jalan tol dalam kota sepanjang 69 kilometer menghabiskan biaya hingga Rp 42 triliun.
RAYMUNDUS RIKANG
Baca juga:
Jokowi Pakai Topi Gaul 62, Mau Tiru Gaya Rappe J-Flow?
Bulan Darah 28 September 2015, Inilah yang Bikin Menakutkan