TEMPO.CO , Surabaya- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan ada beberapa PR (pekerjaan rumah) yang harus diselesaikan pemerintah Kota Surabaya setelah dirinya berakhir masa jabatannya, 28 September 2015. Program itu menuntut untuk segera diselesaikan supaya tidak berakibat pada pembangunan dan kesejahteraan warga Surabaya. “Memang hingga saat ini ada beberapa proyek yang harus segera diselesaikan,” kata Risma kepada wartawan di rumah dinasnya, Minggu, 27 September 2015.
Beberapa program itu diantaranya persoalan pasar turi yang saat ini Pemerintah Kota Surabaya telah meminta bantuan kepada mahkamah agung dalam penyelesaian masalah ini. “Kami sudah meminta bantuan kepada MA tentang persoalan ini,” kata Risma.
Selanjutnya, persoalan layanan asuransi BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial), yang mana warga Kota Surabaya tidak bisa tercover secara keseluruhan, sehingga Risma mengaku dalam masalah ini sudah menanyakan ke beberapa pihak. Bahkan, ia mengaku bersedia menanggung dengan dana APBD apabila warga masyarakat tidak bisa tercover dalam pelayanan sosial dan kesehatan itu. “Ini juga harus segera diselesaikan,” ujarnya.
Selain itu, Risma mengakui bahwa berlakunya Undang-Undang nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah, yang mewajibkan penerima hibah harus berstatus badan hukum, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. “Tentu persoalan ini membawa dampak pada proses penerimaan,” kata Risma.
Termasuk diantaranya adalah sejumlah sekolah swasta dan PAUD, sehingga dalam membantu persoalan ini, pemerintah kota membantu proses pengurusan izin ke Kementrian Hukum dan HAM (Kemenkumham). "Kami sudah bantu sekitar 300 sekolah dasar untuk mengurus perizinan ke Kemenkumham," katanya.
Meski begitu, Risma memastikan bahwa Kinerja Pemerintah Kota Surabaya selama tahun anggaran 2015, telah melebihi target yang ditentukan, karena target penerimaan dari sektor retribusi sampai akhir September sudah berkisar 94,7 persen dan pendapatan asli daerah (PAD) yang berkisar 82,32 persen. Sedangkan untuk belanja daerah, Risma mengakui bahwa masih 50 persen. "Surabaya merupakan tertinggi ke-6 di Jawa Timur," katanya.
Risma menambahkan, serapan belanja masih belum maksimal, karena sebagian besar berupa proyek konstruksi yang nilainya mencapai Rp1,5 triliun, sedangkan dalam masa penyelesaian proyek, dan sesuai memang diproyeksikan pada akhir tahun 2015 ini.
MOHAMMAD SYARRAFAH
Baca juga:
Gawat, Inilah yang Bisa Bikin Sepak Bola Mati Pelan-pelan
Bulan Darah 28 September 2015, Inilah yang Bikin Menakutkan