TEMPO.CO, Jakarta - Jakarta ternyata kekurangan banyak guru kelas dan mata pelajaran. Sebab, setiap tahun, ada 1.000-2.000 guru yang pensiun. Kepala Bidang Sumber Daya Manusia Dinas Pendidikan DKI Jakarta Posma Marbun mengatakan banyaknya guru yang pensiun sering kali tak sebanding dengan jumlah guru yang tersedia.
"Yang pensiun bisa sampai seribu guru setahun, tapi penggantinya enggak sampai segitu," katanya kemarin. Ditambah lagi, ucap Posma, 78 persen guru di Jakarta kini sudah berusia lebih dari 51 tahun. Diperkirakan, dalam dua-tiga tahun ke depan, akan ada 40 persen guru yang pensiun. "Kurva ketersediaan guru kami memang tidak bagus," ucapnya.
Kondisi ini, ujar dia, tentu mengkhawatirkan. Namun, selama ini, sekolah-sekolah di Jakarta terbantu dengan keberadaan guru honorer. Karenanya, Dinas Pendidikan tengah melakukan perencanaan untuk penyediaan guru. Berdasarkan data Disdik DKI, Jakarta memiliki 46.190 guru di semua jenjang pendidikan. Sedangkan kebutuhannya berkisar 49.000 guru.
Kebutuhan paling banyak adalah guru sekolah dasar. Selain itu, guru mata pelajaran matematika, agama Islam, kesenian, dan olahraga juga sangat dibutuhkan. Salah satu hal yang sudah dilakukan, tutur Posma, ialah mengangkat para guru honorer yang sudah lulus mengikuti tes.
"Sudah ada 557 CPNS (calon pegawai negeri sipil) yang kami angkat," katanya. Jumlah itu terdiri atas 350 orang dari jalur umum dan 207 guru honorer K2. Selain itu, 5.421 guru bantu secara bertahap akan ditarik untuk mencukupi jumlah guru. Termasuk guru yang ditugaskan di sekolah swasta akan ditarik ke sekolah negeri.
Wakil Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Sopan Adrianto mengatakan pihaknya pun berkoordinasi dengan instansi terkait dalam hal penyediaan guru. Di antaranya Badan Kepegawaian Daerah, Badan Kepegawaian Nasional, serta Kementerian Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi. “Sebab, guru yang diangkat memerlukan persetujuan instansi-instansi tersebut."
Rencananya, ucap Sopan, guru yang sudah diangkat akan segera didistribusikan ke sekolah-sekolah yang membutuhkan. Untuk distribusi guru secara merata, Sopan mengaku telah melakukan pemetaan terhadap kebutuhan dan ketersediaan guru. Sebab, sejumlah sekolah diketahui kelebihan guru mata pelajaran tapi kekurangan guru kelas. “Atau sebaliknya.”
Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah II Jakarta Selatan Nasruddin berujar, kenyataannya Jakarta memang kekurangan ribuan guru. Menurut dia, adanya ribuan guru honorer adalah salah satu tandanya. “Dan hampir di semua sekolah ada guru honorer. Artinya, guru memang kurang," tuturnya.
Nasruddin mengakui bahwa di wilayahnya memang ada keluhan kekurangan guru. Namun, ucap dia, ada sekolah yang kelebihan guru, sehingga meredistribusikan gurunya ke sekolah lain yang kekurangan pengajar. "Itu kami lakukan berdasarkan analisis kebutuhan," ujarnya.
NINIS CHAIRUNNISA