TEMPO.CO, Jakarta - Badan Narkotika Nasional (BNN) tengah mengkaji konsep rehabilitasi berbasis alam bagi para pencandu narkotik. Konsep ini mengubah konsep lama yang selalu menempatkan pecandu di panti rehabilitasi. "Pecandu narkotik akan ditempatkan di alam bebas,” kata juru bicara BNN, Komisaris Besar Slamet Pribadi, Selasa, 28 September 2015.
Konsep rehabilitasi alam itu, kata Slamet, dicetuskan oleh Kepala BNN Budi Waseso. Tujuannya agar para pencandu dapat mandiri dan bertahan hidup di alam bebas. "Pak Budi Waseso berharap mereka harus bisa survive," katanya. Meski ditempatkan di alam, kata Slamet, para pencandu itu tetap didampingi oleh konselor, dokter, dan psikolog.
Baca juga:
Siapa Lebih Layak Naik Gaji, Ahok atau DPRD?
Si Cantik Pacar Jim Carrey Bunuh Diri: Ini Pesan Terakhirnya
Menurut Slamet, penanganan pecandu yang saat ini berjalan dinilai tidak memberikan pengaruh positif kepada pencandu. Kebanyakan mereka akan kembali menggunakan narkotik setelah keluar dari panti rehabilitasi. Sejauh ini BNN belum menentukan lokasi yang akan digunakan sebagai tempat rehabilitasi. “Tempatnya bisa di pulau terpencil atau di hutan,” kata Slamet.
Deputi Terapi dan Rehabilitasi Diah Setia Utami mengatakan rehabilitasi di alam masih dalam pembahasan. Sebetulnya penyembuhan di alam, kata Diah, sudah diterapkan, tapi setelah rehabilitasi.
Program pasca-rehabilitasi di alam bebas itu, kata Diah, berlangsung selama dua bulan di Tamling, Lampung, dan Bengo-bengo di Sulawesi Selatan. Di Bengo-bengo, para mantan pecandu narkotik itu berada di sebuah hutan. Mereka membuat sarang lebah agar menghasilkan madu. "Madu itu dijual, jadi mereka bisa berpenghasilan," ujarnya.
Baca juga:
TRAGEDI MINA: Kisah Mereka yang Selamat di Terowongan Mina
Agus Kuncoro: Mati di Mekah Damai, Tak Dicelupkan ke Api Neraka
Sedangkan di Tamling, Lampung, belum ada hasil produksi yang dijual karena hanya diajari bagaimana membersihkan pantai dan mengembalikan ikan yang terdampar ke laut.
Menurut psikolog Balai Rehabilitasi BNN di Lido, Mulyanto, metode rehabilitasi berbasis alam memiliki banyak kendala. Tak jarang mereka yang menjalani program itu justru kabur karena tidak kuat dengan metode yang diterapkan. "Jadi, kalau mau seperti itu, harus dipikirkan lokasinya, karena itu tidak mudah dan biayanya tidak sedikit," ujarnya.
Mulyanto mengatakan, dalam rehabilitasi di alam, harus dipastikan para pecandu ikut program hingga tuntas. “Artinya, harus banyak yang menjaga mereka,” katanya.
AFRILIA SURYANIS