TEMPO.CO, Yogyakarta - Balai Yasa Yogyakarta telah selesai merakit 15 lokomotif seri CC 206 dari General Electric yang selanjutnya akan digunakan oleh PT Kereta Api Indonesia, antara lain untuk angkutan penumpang dan barang.
"Lomokotif dari General Electric tiba di Balai Yasa awal September dan kemudian kami rakit hingga siap dioperasionalkan," kata Wakil Pemimpin Eksekutif Balai Yasa Yogyakarta, Eko Purwanto, di sela serah terima lokomotif seri terbaru itu di Yogyakarta, Kamis, 1 Oktober 2015.
Total lokomotif baru yang akan tiba di Indonesia berjumlah 50 unit, 39 unit di antaranya tiba tahun ini dan sisanya dikirim pada 2016. Masih ada 24 lokomotif lagi yang harus dirakit oleh Balai Yasa hingga akhir tahun.
Eko mengatakan, lokomotif seri terbaru yang akan digunakan PT Kereta Api Indonesia tersebut memiliki keunggulan dibanding seri sebelumnya, diantaranya memiliki tenaga lebih besar mencapai 2.400 tenaga kuda serta memiliki dua kabin.
Eko menjelaskan, dengan tenaga yang lebih besar maka lokomotif tersebut mampu menarik lebih banyak gerbong, bisa sampai 30 gerbong.
"Lokomotif ini juga tidak membutuhkan langsir karena memiliki dua kabin di tiap ujungnya," katanya.
Menurut Eko, setiap lokomotif yang sudah selesai dirakit akan menjalani uji statis dan dinamis guna memastikan seluruh bagian lokomotif berfungsi baik sehingga tidak mengganggu keselamatan dan pelayanan kepada penumpang.
"Tidak ada kendala dalam proses perakitan, bahkan dalam satu hari kami bisa merakit dua lokomotif," katanya.
Meskipun sebagian besar komponen lokomotif berasal dari General Electric, namun masih ada bagian lokomotif yang merupakan komponen lokal, yaitu rangka bogey atau bagian bawah lokomotif.
Selain merakit lokomotif baru, bengkel kereta api tersebut juga melakukan pemeliharaan terhadap seluruh lokomotif yang beroperasi di Pulau Jawa.
Total lokomotif yang dijadwalkan menjalani perawatan tahun ini mencapai 63 unit dan hingga saat ini sudah terealisasi sekitar 80 persen.
"Perawatan atau overhaul harus dilakukan secara rutin. Biasanya dua tahun sekali," kata Eko.
ANTARA