TEMPO.CO, Makassar - Nurul Fatimah Muhajir, 26 tahun, salah satu penumpang pesawat Twin Otter Aviastar yang hilang kontak, setelah lepas landas dari Masamba-Makassar harusnya sudah bercengkrama dengan keluarganya di rumah orang tuanya di Jalan Sunu Lr 2. Namun takdir berkata lain. Bersama kedua anaknya dan tujuh penumpang lainnya nasibnya belum diketahui.
"Nurul ke Makassar mau bawa anaknya kebetulan yang tua Rayya (3 tahun) itu kami rawat namun sejak beberap bulan lalu akhirnya di bawa lagi dengan mamanya ," kata Ayahnya Muhajir Mustafa, 65, ditemui di rumahnya, Jumat, 2 Oktober 2015.
Menurut dia, Nurul seharusnya pulang pada lebaran Idul Adha, namun tak jadi dengan alasan suaminya masih tugas belajar. Sehingga, baru Jumat, 2 Oktober 2015 ini mereka bertiga mudik. "Takdir berkata lain, tapi tetap optimistis bahwa Nurul masih hidup, " ujar Muhajir.
Muhajir mengatakan sejumlah teman dan kerabatnya yang bekerja di otoritas bandara terus memantau informasi perkembangan jatuhnya pesawat ini. "Yang saya dengar tim SAR akan turun. Kami harap ada segera kabar sehingga tidak merasa kecamasan seperti ini," kata Muhajir.
Berdasarkan informasi yang diperolehnya, pesawat Aviastar hilang kontak setelah meminta naik ke ketinggian 8 ribu kaki. Selanjutnya setelah itu pesawat hilang dari radar.
Muhajir menyatakan kemungkinan pesawat yang ditumpangi putri dan cucunya ini jatuh di sekitaran Siwa, Kabupaten Wajo; atau Kabupaten Sidrap. Sebab Bandara Bua Palopo menyatakan pesawat telah melintasi menara pengawas di sana.
IIN NURFAHRAENI DEWI PUTRI