TEMPO.CO, Makassar - Pesawat Aviastar rute Masamba-Makassar sempat menyampaikan laporan ke menara kontrol atau Air Traffic Control di Makassar sebelum hilang kontak. Pesawat jenis Twin Otter DHC-6 tersebut menyampaikan posisinya.
Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Keamanan Angkutan Udara dan Kelaikudaraaan Otoritas Bandara Wilayah V Makassar Agus Sasongko.
Kontak pertama terjadi sekitar delapan menit setelah take-off dari Bandara Andi Jemma, Masamba, Sulawesi Utara, Jumat, 2 Oktober 2015, pukul 14.25 Wita.
Kala itu, pilot melaporkan pesawat berada di ketinggian 4.500 kaki. Berselang tiga menit kemudian pilot kembali mengontak menara kontrol menyampaikan pesawat sudah berada pada ketinggian 8.000 kaki. "Setelah itu, tidak ada (kontak) lagi," kata Agus, Jumat malam, 2 Oktober 2015.
Berdasarkan informasi itu, Agus mengatakan pesawat itu diperkirakan hilang kontak sekitar sebelas menit setelah take-off dari Masamba. Agus menyebut pihaknya berkesimpulan terjadi apa-apa lantaran sudah lewat tiga jam pesawat itu tak kunjung tiba di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin dari jadwal awal pukul 15.39 Wita. "Endurance pesawat itu hanya tiga jam. Lalu, flyng time rute Masamba-Makassar cuma 1 jam 15 menit," ujar Agus.
Pesawat Aviastar yang hilang itu diakui Agus membawa tujuh penumpang dan tiga kru pesawat. Rinciannya, Muh. Natsir, Kepala Bandara Seko, dan sejumlah pegawai otoritas Bandara Andi Jemma dan keluarganya. Di antaranya, Nurul Fatimah dan dua anaknya, Afif dan Raya. Ada pula pasangan suami-istri, Riza Armani dan Lisa Falentin, yang menyertakan seorang anaknya, Sakhi Arqobi. Adapun kru pesawat, yakni Iriafriadi (pilot), Yudhistira (co-pilot), dan Soekris (teknisi).
Kepala Dinas Personel Lanud Hasanuddin Letnan Kolonel Handaka mengatakan pihaknya akan melibatkan semua unsur TNI dan Polri beserta potensi masyarakat untuk mencari keberadaan pesawat itu.
Semua personel dari lintas satuan akan melakukan pencarian mulai Sabtu, 3 Oktober 2015. "Kami akan optimalkan seluruh potensi yang ada. Masyarakat kami minta melaporkan bila melihatnya,” ucap Handaka.
TRI YARI KURNIAWAN