TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli mengaku ingin Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, bisa menjadi kiblat wisata bagi umat Buddha dari seluruh dunia.
"Kami ingin bikin Borobudur jadi ‘Mekah-nya’ orang Buddha. Ibaratnya bagi orang Islam, harus naik haji dulu sebelum meninggal," katanya saat membuka acara Tribute to Batik di salah satu mal di kawasan Blok M, Jakarta, Sabtu, 3 Oktober 2015.
Menurut Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid itu, Candi Borobudur jauh lebih indah ketimbang Angkor Wat di Kamboja. Karena itu, ucap Rizal, dia ingin Candi Borobudur menjadi tujuan ibadah atau wisata religius umat Buddha.
"Kalau orang Kristen sebelum meninggal ke Jerussalem, orang Islam naik haji dulu ke Mekah, orang Buddha kudu ke Borobudur," ucapnya. Dengan begitu, Borobudur kemungkinan akan lebih banyak digunakan untuk kegiatan religius. "Tapi kita harus perbaiki (promosinya)."
Rizal juga menyinggung sejumlah upaya peningkatan pariwisata Indonesia lain, seperti Danau Toba, Sumatera Utara; Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur; dan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Menurut dia, Indonesia sudah tidak bisa lagi hanya menjual Bali. "Bali itu sudah oversold. Kita perlu kembangkan kawasan wisata baru, dan kami menetapkan ada sepuluh lokasi baru," ujarnya.
Sepuluh lokasi pariwisata itu adalah Danau Toba, Sumatera Utara; Kepulauan Seribu, DKI Jakarta; Bromo, Jawa Timur; Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur; Mandalika, Nusa Tenggara Barat; Morotai, Maluku; Yogyakarta, DI Yogyakarta; Wakatobi, Sulawesi Tenggara; Belitung, Kepulauan Bangka Belitung; dan Tanjung Lesung, Banten.
Pengembangan destinasi wisata itu, menurut Rizal, penting dilakukan guna meraih target kunjungan 20 juta wisatawan mancanegara per tahun dalam lima tahun mendatang. Jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia saat ini mencapai sepuluh juta orang per tahun.. “Sehingga yang kerja langsung di sektor itu bisa meningkat dari tiga juta orang menjadi tujuh juta orang. Begitu pula, pekerja tidak langsungnya akan bisa naik dua kali lipat," tuturnya.
Kunjungan wisatawan mancanegara yang tinggi dinilai dapat mendorong perekonomian rakyat karena bisa sekaligus menggenjot industri penopangnya, seperti kuliner dan kerajinan tangan.
ANTARA