TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulanan Bencana melihat kebakaran hutan yang terjadi di sejumlah kawasan di Indonesia semakin meluas. “Sampai saat ini 13 titik api belum juga bisa dipadampak dan justru makin meluas,” tutur Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho saat dihubungi Tempo, Minggu 4 Oktober 2015.
Pantauan BNPB menggunakan Satelit Terra Aqua dari NASA hingga Minggu tercatat sedikitnya ada 1.820 titik api yang tersebar di 13 kawasan. Kata Sutopo Juwono, titik api yang paling parah terjadi di kawasan Sumatera dengan total mencapai 1.563 titik. Sebaran titik yang paling banyak terjadi di Sumatera Selatan sebanyak 1.340 titik.
Selain itu, di kawasan Riau terdapat 9 titik api, Bangka Belitung 22 titik, Jambi 131 titik, Lampung 57 titik dan Kepulauan Riau seanyak 1 titik yang belum bisa dipadamkan. “Saat ini kita masih konsentrasi untuk melakukan pemadaman,” ujar dia.
Tidak hanya itu, titik api di Kalimantan juga belum dipadamkan. Dari catatannya, setidaknya ada 257 kawasan yang terbakar. Kawasan tersebut di antaranya Kalimantan Barat 51 titik, Kalimantan Tengah 108 titik, Kalimantan Selatan 71 titik, dan Kalimantan Timur 27 titik.
Sutopo khawatir dengan kondisi seperti ini, mengingat telah lebih dari satu bulan titik kebakaran di Sumatera belum bisa dipadamkan. Untuk itu saat ini pihaknya sedang konsentrasi untuk memadamkan banyak titik kebakaran di Sumatera Selatan.
Dari pantauannya asap tebal terlihat lebih banyak di Kabupaten OKI dan Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Apalagi saat ini arah angin meluncur ke arah Barat Laut, mengakibatkan kota Jambi dan Riau tertutup asap pekat. “Bahkan asap menyebar sampai ke Malaysia.”
Saat ini, di sejumlah kawasan jarak pandang sangat pendek dan menyebabkan penerbangan terganggu. Di Pekanbaru dan Jambi jarak pandang normal hanya 500 meter, sedangkan di Sintang hanya 400 meter saja. Paling parah saat ini terjadi di Palangkaraya karena hanya 100 meter saja.
Kualitas udara juga sangat tidak sehat, bahkan hingga berbahaya. Untuk itu BNPB saat ini meluncurkan 7 unit helikopter dan pesawat water bombing, serta 1 pesawat Casa hujan buatan. Selain itu, di Sumatera Selatan sedikitnya 1.594 personel gabungan TNI dan Polri diterjunkan dari Jakarta untuk memperkuat satuan tugas.
“Sekarang ini personel mencapai 3.694 prajurit untuk memadamkan titik api,” kata dia. Saat ini pihak kepolisian juga telah menetapkan 24 orang dan 4 perusahaan sebagai tersangka pembakaran. Kasus ini masih terus dalam penyelidikan.
AVIT HIDAYAT