TEMPO.CO, Makasaar - Badan SAR Nasional (Basarnas) mengeluarkan maklumat kepada kapal pelayaran dan nelayan di sekitar Teluk Bone untuk turut membantu operasi pencarian pesawat Aviastar. Bentuk bantuan paling tidak berupa informasi, sehingga Rescue Boat 302 milik Basarnas Makassar bisa segera bergerak dan menerjunkan tim penyelam.
Hal itu dikatakan Direktur Operasi dan Latihan Basarnas Makassar Brigadir Jenderal TNI Ivan Ahmad. Maklumat sudah dikeluarkan pada H+1. “Setiap kapal pelayaran dan nelayan kami imbau membantu, setidaknya memberikan informasi bila melihat pesawat itu di perairan," kata Ivan di Fire Station Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Senin, 5 Oktober.
Menurut Ivan, pencarian di perairan memang berfokus di Teluk Bone. Berdasarkan hasil pemetaan, ada beberapa sektor di wilayah perairan Bone yang diduga menjadi lokasi perlintasan pesawat berjenis Twin Otter itu. Namun, hingga saat ini, belum ditemukan hasil memuaskan, meski Rescue Boat terus melakukan penyisiran.
Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandara Sultan Hasanuddin, Heri Triwibowo, mengatakan, berdasarkan hasil pemantauan satelit, situasi dan kondisi di Teluk Bone cukup bersahabat. "Di sana cukup cerah dan memungkinkan untuk melakukan pencarian," ucapnya.
Heri mengatakan, khusus proses pencarian melalui udara, pihaknya menyarankan agar dimaksimalkan sebelum pukul 13.00 Wita. Melebihi jam itu, terjadi peningkatan awan tebal di area pegunungan. "Itu jadi hambatan karena mengganggu jarak pandang," tuturnya.
Pencarian oleh tim SAR gabungan hari ini berfokus di sembilan titik, yakni dari sekitar Bandara Andi Djemma—terutama saat kehilangan kontak, juga lokasi yang disebutkan tukang gergaji kayu, serta adanya informasi ihwal sinyal telepon terakhir awak pesawat. Sembilan titik itu meliputi sejumlah kabupaten dan kota. Di antaranya Kabupaten Tana Toraja, Kota Palopo, Kabupaten Sidrap, Kabupaten Enrekang, dan Kabupaten Luwu.
Pesawat Aviastar diketahui hilang kontak sekitar sebelas menit setelah take-off dari Bandara Andi Djemma, Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Jumat, 2 Oktober, sekitar pukul 14.25 Wita. Tim SAR gabungan memulai pencarian lantaran pesawat yang membawa tujuh penumpang dan tiga kru itu tak kunjung tiba di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin sesuai jadwal pada pukul 15.39 Wita.
TRI YARI KURNIAWAN