TEMPO.CO , Jakarta: Putri Nur Fauzia, bocah perempuan berusia sembilan tahun yang ditemukan tewas dan mayatnya diletakkan dalam kardus, disebut sangat pintar oleh guru dan kepala sekolahnya. Ia bahkan dipercaya memegang kunci lemari ruang kelas.
"Dia ditunjuk sebagai ketua kelas. Dia pintar, mandiri," kata Sunarti, 50 tahun, Kepala SD Negeri 05 Pagi, 4 Oktober 2015.
Menurut Sunarti, Putri merupakan sosok yang lincah dan periang. "Sejauh ini tak pernah ada masalah," kata Sunarti. Ia bahkan menyebutkan Putri atau biasa dipanggil Eneng sebagai sosok pemberani.
Menurut Sunarti, Eneng sangat disegani oleh teman-teman sebayanya. "Dia sangat bisa diandalkan," kata dia. Eneng, kata dia, sangat mandiri, tak pernah diantar dan dijemput pulang sekolah.
Sunarti menambahkan, Eneng sangat pintar. "Dia menonjol dalam akademik," kata Sunarti. "Hampir semua bidang akademik dia menonjol," kata Sunarti.
Putri Nur Fauzia adalah anak perempuan berumur 9 tahun yang hilang sejak Jumat siang dan ditemukan tewas pada 22.30 di hari yang sama di kawasan Kampung Belakang, Kamal, Jakarta Barat. Putri dinyatakan hilang sebab tak kunjung pulang ke rumah dari sekolahnya di SD 05 pagi Kalideres. Padahal, biasanya pulang pada pukul 9.30. "Karena itu Jumat, jadi pulang cepet," kata paman korban, Abdul Khair, 43 tahun.
Abdul Kahir mengatakan kedua orang tua Putri telah berpisah sejak lama. Saat ini, korban tinggal bersama ibu dan neneknya di Rawa Lele, RT 006 RW 07, Kalideres. Pamannya menjelaskan Putri sosok yang terbuka. "Dia orangnya selalu bilang kalo ada apa-apa," kata dia.
DINI PRAMITA
Baca juga:
G30 S 1965: Benarkah Amerika Bikin Daftar Orang-orang yang Dibunuh?
EKSKLUSIF G30S 1965: Begini Pengakuan Penyergap Ketua CC PKI Aidit