TEMPO.CO, Jakarta - Polisi masih mengejar pelaku pembunuhan sadis terhadap bocah perempuan di Kalideres, Jakarta Barat. Direktorat Reserse dan Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya mengerahkan satu anjing pelacak ke area lokasi tempat ditemukannya mayat Putri Nur Fauzia, Jumat, 3 Oktober 2015.
Ada tiga barang yang ditemukan oleh anjing pelacak, yaitu lakban, tali sepatu, dan rambut. Lakban dan tali sepatu ditemukan di lokasi yang sama, sementara rambut berada di lokasi yang berbeda beberapa puluh meter. "Kalau identik nanti kami lokalisir," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Komisaris Besar Khrisna Murti.
Putri adalah anak perempuan 9 tahun yang hilang sejak Jumat siang. Kemudian jasadnya ditemukan di dalam kardus pada 22.30 WIB di hari yang sama di kawasan Kampung Belakang, Kamal, Jakarta Barat. Putri dinyatakan hilang sebab tak kunjung pulang ke rumah dari sekolahnya di SD 05 Pagi Kalideres, Jumat lalu.
TRAGEDI BOCAH DALAM KARDUS
Putri Kalideres Dibunuh: Siapa Si Kurus Bersweter Abu-abu?
Putri Kalideres Dibunuh: Jejak 3 Pria dan Kardus Cokelat
Jarak lokasi temuan mayat putri dan rumahnya sekitar lima kilometer. Berdasarkan hasil otopsi, menurut Krishna, Putri meninggal Jumat lalu sekitar pukul 14.00 WIB atau selang 4,5 jam sejak pulang sekolah. Menurut dia, pada tubuh Putri ditemukan beberapa luka pada leher, mulut, dan sekujur badannya.
Selain itu, ditemukan juga air mani pada kemaluan Putri. Bahkan, pada tubuh Putri pun ditemukan bekas jejak sepatu. "Pembunuh Putri diduga memiliki perilaku seks menyimpang," ujar Khrisna.
Kriminolog Universitas Indonesia Josias Simon menduga pelaku pembunuhan terhadap Putri ialah orang yang tinggal di sekitar lingkungan rumah Putri. "Anak usia 9 tahun biasanya tak mudah akrab dengan orang lain," tutur Simon saat dihubungi.
Paman Putri, Abdul Khair, 43 tahun, mengatakan Putri adalah anak ketiga dari tiga bersaudara, yang tinggal bersama ibu dan neneknya di Rawa Lele, RT 006 RW 07, Kalideres. Kedua orang tua Putri telah berpisah sejak lama. Abdul mengatakan bahwa keponakannya adalah anak yang terbuka. "Dia orangnya selalu bilang kalau ada apa-apa," kata dia.
ADLUN FIQRI BEBAS
Save Adlun, Polri: Itu Bukan Suap tapi Titip Uang
SAVE ADLUN: Bukan ke Polantas, Titip Denda Tilang ke Bank!
Menurut Kepala SD Negeri 05 Pagi, Sunarti, 50 tahun, Putri termasuk siswa yang pintar di bidang akademik, lincah, dan periang. Ia bahkan dipercaya memegang kunci lemari ruang kelas dan ditunjuk sebagai ketua kelas. “Dia mandiri, tak pernah diantar atau dijemput pergi ke sekolah," kata Sunarti, kemarin.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama turut bersimpati mengetahui tewasnya pelajar sekolah dasar di Jakarta Barat tersebut. Menurut dia, kejahatan masih mengancam anak-anak di Ibu Kota karena kurangnya fasilitas bermain yang layak dan mendapat pantauan ketat.
Menurut dia, ruang publik anak seharusnya menjadi tempat bermain paling aman dan layak bagi anak-anak. Sebab, area itu menyediakan permainan sekaligus pengawasan ketat dengan dilengkapi kamera pengawas. "Kalau ada yang macam-macam langsung ketahuan karena kamera CCTV bisa perbesar dan mengenali wajah," kata Basuki.
DINI PRAMITA | GANGSAR PARIKESIT | RAYMUNDUS RIKANG
GERAKAN 30 SEPTEMBER 1965
G30S 1965: Ini Alasan Amerika Mengincar Sukarno
EKSKLUSIF G30S: Sebelum Didor Aidit Minta Rokok ke Eksekutor
EKSKLUSIF: Kisah Kolonel TNI Tembak Leher Ketua CC PKI Aidit