TEMPO.CO, Jakarta - Guru SD Negeri 05 Kalideres Jakarta Barat, Filar Fhitaloka, mengisahkan, Putri Nur Fauziah merupakan sosok yang periang dan terlihat lebih dewasa ketimbang anak lainnya. "Saya sangat tidak menyangka. Padahal siang saat kejadian, saya masih bertemu dia. Dia itu anak yang pintar dan juga rajin," kata Filar, saat ditemui, Senin, 5 Oktober 2015.
Guru wali kelas Putri itu mengatakan dia kerap memberikan kepercayaan pada sang murid. “Putri saya kasih pegang kunci lemari soalnya dia selalu datang paling pagi. Kadang juga dia suka menggantikan posisi ketua kelas yang ada,” ucap Filar.
Kepada teman-temannya, menurut Filar, Putri adalah anak yang ceria dan periang. Dia juga sosok yang jauh dari murung dan merupakan pribadi yang terbuka serta terhitung pandai. “Putri kerap masuk peringkat sepuluh besar. Kemarin saja dia di peringkat tujuh. Dibanding teman-temannya, dia lebih dewasa. Almarhumah juga terbiasa berangkat dan pulang sekolah sendiri karena memang jarak rumah yang dekat,” katanya.
Putri Nur Fauziah ditemukan tewas dalam kardus yang diletakkan di bawah Jembatan Sahabat, kawasan Kampung Belakang, Kamal, Jakarta Barat. Mayat bocah itu ditemukan dalam kondisi yang mengenaskan dengan kedua tangan dan kaki menekuk dililit lakban di depan dada. Polisi telah memeriksa dua saksi potensial dalam kasus pembunuhan yang diduga disertai pelecehan seksual tersebut.
BAGUS PRASETIYO