TEMPO.CO, Makassar - Tiga jenazah korban pesawat Aviastar berhasil diidentifikasi tim Disaster Victim Identification (DVI) di Rumah Sakit Bhayangkara, Makassar. Petugas masih mengidentifikasi tujuh korban lainnya.
"Mereka akan diserahkan ke keluarga untuk segera dikuburkan," kata Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat Inspektur Jenderal Pudji Hartanto Iskandar, Rabu, 7 Oktober 2015.
Pudji menjelaskan tim DVI mesti bekerja ekstra mengingat jenazah korban kebanyakan mengalami luka bakar. Targetnya, identifikasi selesai dalam satu hari.
Dia wanti-wanti kepada anak buahnya untuk jangan gegabah agar tidak terjadi kesalahan pemberian jenazah kepada keluarga korban. "Ini jasad manusia, jangan sampai salah memberikan jasad ke keluarga. Saya tidak mau gegabah," ucapnya.
Proses identifikasi dilaksanakan dengan menggunakan berbagai metode, yakni membandingkan data sidik jari, gigi, dan DNA. Di samping itu, tim DVI juga mencocokkan seluruh data antemortem dengan data postmortem.
Juru bicara Aviastar, Sherly Silvana, mengatakan pihaknya masih menunggu proses identifikasi dari tim DVI Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat. Khusus jenazah kru pesawat, katanya, akan terlebih dulu diserahkan ke pihak maskapai sebelum diserahkan ke keluarga. "Rencananya akan ada upacara serah terima jenazah kru dari pihak maskapai ke keluarga korban," tuturnya. (Lihat video Kronologi Pesawat Aviastar, Dari Bandara Andi Jemma Hingga Ditemukan di Luwu Selatan)
Kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi Soerjanto Tjahjono mengatakan serpihan dan kotak hitam pesawat sudah cukup untuk melakukan investigasi. Soal badan pesawat lainnya dan emergency location transmitter, ia menilai tidak begitu krusial. Terlebih, ELT sudah hancur lantaran pesawat diduga mengalami benturan hebat. Soerjanto mengatakan pihaknya menargetkan menuntaskan investigasi paling lama 12 bulan.
Pesawat Aviastar hilang kontak sekitar sebelas menit setelah lepas landas dari Bandara Andi Jemma, Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Jumat, 2 Oktober 2015, pukul 14.25 Wita.
Tim SAR gabungan memulai pencarian lantaran pesawat yang diterbangkan Iriafriadi itu tidak kunjung tiba di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin. Setelah melaksanakan pencarian selama tiga hari, tim SAR gabungan akhirnya menemukan pesawat itu.
TRI YARI KURNIAWAN
Baca juga:
G30S 1965: Terungkap, Kedekatan Soeharto dan Letkol Untung
Minta Maaf ke Sukarno? Titiek:Kenapa Harus, Pak Harto Itu...