TEMPO.CO, Moskow - Edward Snowden, bekas staf sewaan Dinas Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA), bicara lagi. Dalam sebuah wawancara program BBC Panorama yang digelar di Moskow, Rusia, pada Senin, 5 Oktober 2015, Snowden membeberkan mengapa pemerintah Inggris menyadap banyak data komunikasi dari dalam Pakistan.
Penyadapan dilakukan secara rahasia dengan meretas arus data yang dibangun perusahaan Amerika Serikat, Cisco. Snowden juga membeberkan betapa mudahnya ponsel pintar disadap.
Snowden diketahui terbang ke Moskow pada 2013 setelah membocorkan secara detail penyadapan Internet dan ponsel yang ekstensif oleh bekas lembaganya, NSA, dan menjadi buron. “Mereka seperti merebut ponsel Anda,” tutur Snowden, merujuk ke lembaga Markas Komunikasi Pemerintah Inggris (GCHQ), kepada BBC.
Snowden mengklaim GCHQ memakai serangkaian peranti lunak penyusup yang disebut “Smurf Suite”. Nama itu berasal dari karakter tokoh kartun berwarna biru, The Smurfs.
Baca juga:
G30S 1965: Ternyata Soeharto yang Tempatkan Letkol Untung di Istana
Minta Maaf ke Sukarno? Titiek:Kenapa Harus, Pak Harto Itu...
Snowden menjelaskan program “Hidup Smurf” bisa menjadi mata-mata untuk menyalakan mikrofon sebuah ponsel pintar meski ponsel itu sedang tak menyala. Program lainnya yang dipakai GCHQ berkode “Penjejak Smurf” dan “Mimpi Smurf”, yang memungkinkan ponsel disetel agar menyala dan mati dari jarak jauh.
Menurut Snowden, pesan pendek yang dikirimkan GCHQ untuk menggaet akses ke ponsel tidak bakal diketahui oleh sang pemilik. “Itu yang disebut ‘eksploitasi’,” ujarnya.
“Saat tiba di ponsel Anda, pesan pendek itu tak terlacak, tidak muncul di layar. Anda membayar untuk pesan pendek itu, tapi tak diketahui siapa yang mengontrol peranti lunak ponsel-ponsel mereka,” ujar Snowden.
“Penjejak Smurf adalah peranti yang terhubung ke lokasi geografis yang memungkinkan mereka (GCHQ) menguntit Anda dengan presisi luar biasa dibanding triangulasi menara-menara seluler,” tuturnya.
Seperti dilansir BBC kemarin, pemerintah Inggris menolak menanggapi hal itu.
Snowden kabur dari Amerika Serikat setelah membocorkan operasi penyadapan rahasia oleh NSA. Seorang pengacara Amerika yang pernah menjadi penasihat hukumnya menyebutkan untuk sementara waktu mungkin ia akan tetap berada di Rusia.
DWI ARJANTO | BBC | CNN | THE EXPRESS TRIBUNE
Baca juga:
G30S 1965: Ternyata Soeharto yang Tempatkan Letkol Untung di Istana
Minta Maaf ke Sukarno? Titiek:Kenapa Harus, Pak Harto Itu...