TEMPO.CO, Bandung - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil tidak menutup kemungkinan untuk menghapus sarana transportasi angkutan kota alias angkot di Kota Bandung. Pasalnya, angkot saat ini dirasa sudah tidak nyaman lagi. Warga pun banyak yang mengeluhkan ihwal pelayanan kurang baik dari para sopir.
Beberapa hari yang lalu, pemilik akun Twitter @ader_rr yang diketahui memiliki nama asli Ade Rohmat, 22 tahun, mengaku dipukul oleh salah satu oknum sopir angkot 05 dengan trayek Cibaduyut-Cicaheum hanya karena menagih kembalian. Kejadian ini menimbulkan respons massal para netizen. Mereka langsung meluapkan unek-unek tentang buruknya pelayanan angkot selama ini.
"Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin (tanpa angkot). Orang jelek saja bisa dapat istri cantik, jadi bisa saja," ujar Ridwan Kamil, Jumat, 9 September 2015.
Yogyakarta adalah salah satu contoh kota yang berhasil mengembangkan potensi wisata meski tanpa keberadaan sarana transportasi angkot. Namun demikian, Ridwan Kamil menilai hal tersebut bisa terjadi karena kultur di Yogyakarta berbeda dengan Kota Bandung.
"Setiap kota sejarah transportasinya beda-beda," ucapnya.
Jika memang keberadaan angkot sudah tidak relevan lagi, kata Ridwan Kamil, maka sudah seharusnya angkot dihapuskan dari Kota Bandung. Namun demikian, sebelum rencana penghapusan angkot tersebut dilaksanakan, perlu dicari solusi ekonomi alternatif agar para sopir angkot tidak menjadi pengangguran.
"Solusi dari kami inginnya jangan ada yang dirugikan. Kalau ternyata angkot tidak ada tapi sopir angkot bisa beralih dalam dunia transportasi lain dengan penghasilan sama saya kira tidak ada masalah," ujarnya.
Ridwan Kamil menilai dalam upaya menuju kota pintar Kota Bandung perlu inovasi baru dalam transportasi massal. Upaya membangun transportasi modern bukan tanpa halangan karena aksi penolakan kerap terjadi. Contohnya ketika bus sekolah gratis dioperasikan, para sopir angkot malah demonstrasi dan mengeluhkan berkurangnya pendapatan akibat sepinya anak sekolah yang naik angkot.
"Jadi dinamika sosial itu ternyata sangat mempengaruhi percepatan perubahan pembangunan di Indonesia, khususnya di Kota Bandung," katanya.
PUTRA PRIMA PERDANA