TEMPO.CO, Semarang - Indonesia Linux Conference (ILC) 2015, yang digelar di Kota Tegal, Jawa Tengah, pada 10-11 Oktober 2015 menjadi ajang pamer kreativitas para pengguna program Linux. Kegiatan berskala nasional itu digelar untuk memfasilitasi pengguna, pengembang, maupun pemerhati Linux.
“ILC 2015 bertujuan mendorong pemanfaatan sistem operasi Linux personal, institusi pendidikan, pemerintah, ataupun di dunia bisnis,” kata Romi Muharyono, Ketua Komunitas Pengguna Linux Indonesia (KPLI) Tegal, Jumat, 9 Oktober 2015.
Romi mengatakan Indonesia Linux Conference 2015 tak hanya membahas sistem operasi, tapi memfasilitasi kebutuhan aplikasi-aplikasi. “Untuk mencapai tujuan tersebut, acara pada hari pertama digelar seminar dan kelas paralel untuk masyarakat umum dengan materi-materi implementasi mail server.”
Tercatat sejumlah program yang akan diperkenalkan adalah sistem perpustakaan terintegrasi, promoting gnome, mengenal mobile forensic, IT entrepreneur, dan Linux di dunia cloud computing. Selain itu, ada program hacking ethic, IGN Internet of think, introduction to webserver, hingga bermain musik di Linux.
Romi mencatat peserta yang akan hadir pada ILC 2015 yang mendaftar secara online di website resmi ILC 2015, www.linuxconf.web.id, telah mencapai kuota yang telah ditentukan panitia. “Antusiasme pendaftar secara online dalam dua gelombang pendaftaran kuota terpenuhi dalam waktu singkat pada hitungan hari,” ujarnya.
Dedy Hariyadi dari komunitas Ubuntu Indonesia, salah satu sistem operasi Linux, menyatakan akan memamerkan pengenalan mobile forensic. “Forensik digital itu untuk investigasi ponsel dan SIM card,” tuturnya. Menurut dia, materi yang disampaikan sudah masuk standar Indonesia dan dimiliki Mabes Polri.
EDI FAISOL