TEMPO.CO, Jakarta - Anggota DPR Fraksi PPP, Ivan Haz, menjelaskan alasan dia menahan gaji mantan pembantu sekaligus baby sitter-nya, Toipah. Menurut Ivan, penahanan gaji tersebut adalah permintaan Toipah sendiri karena kontrak kerja Toipah, yang seharusnya berlaku satu tahun, diperpendek menjadi lima bulan saja.
"Saya bilang ke dia (Toipah), kalau kamu enggak bisa jaga anak, mending enggak usah. Makanya kontraknya saya potong jadi lima bulan saja. Soal gaji ditahan, Toipah yang minta. Dan sekarang bagaimana mau kasih uangnya kalau dia sudah kabur duluan," kata Ivan saat menggelar konferensi pers di kantor PPP, Kompleks Parlemen Senayan, pada Jumat, 9 Oktober 2015.
Menurut Ivan, selama ini Toipah selalu memintanya untuk mentransfer uang gaji kepada paman Toipah di kampung halaman. Namun Ivan mengaku kasihan apabila Toipah tidak memegang uang, sehingga ia memberikan Toipah gaji mingguan dengan syarat Toipah harus bekerja dengan baik.
Dengan alasan tak bisa menjaga putranya, Ivan menghentikan kontrak Toipah. Padahal, kata Ivan, Toipah meminta Ivan merapel gajinya dan memberikannya pada akhir masa kerja. Namun Toipah sudah terlebih dulu kabur.
Keterangan Ivan bertolak belakang dengan pengakuan pembantu 20 tahun tersebut. Menurut Toipah, setiap hari ia dan tiga pembantu lain mendapatkan perlakuan tidak baik dari Ivan dan istrinya. Selain mendapat jatah makan sehari sekali, Toipah mengaku sejak sebulan terakhir gajinya ditahan oleh Ivan Haz tanpa alasan.
Hingga puncaknya Toipah mengaku mengalami tindak kekerasan dari Ivan berupa tendangan, pukulan, dan dihantam menggunakan kaleng botol obat nyamuk, yang membuatnya kabur dari apartemen Ivan di kawasan Ascott dengan melompat pagar. Toipah melaporkan kasus dugaan kekerasan ini ke Polda Metro Jaya pekan lalu.
DESTRIANITA K.