TEMPO.CO , Bandung: Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi memperbanyak jumlah doktor di Indonesia lewat program Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU). Selain peminatnya mendapat beasiswa dari pemerintah, program magister dan doktor yang biasanya selama 6 tahun dipangkas menjadi 4 tahun.
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Muhamad Nasir mengatakan, PMDSU merupakan terobosan pendidikan untuk menyiapkan sumber daya manusia yang unggul. Program itu ditujukan bagi para sarjana unggulan yang berminat menempuh studi fast track untuk menjadi doktor dalam waktu empat tahun.
Baca Juga:
Kondisinya kini, pendidikan tinggi Indonesia masih kalah bersaing dengan negara maju. Salah satu faktornya akibat kurangnya jumlah dosen berkualifikasi mumpuni. Doktor yang diyakini pemerintah bisa mendorong dinamika dunia riset dan meningkatkan kualitas universitas riset, jumlahnya masih kurang.
Sampai akhir 2013, jumlah tenaga dosen tetap yang tercatat di Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, sebanyak 154.968 orang. Kualifikasi akademik dosen itu terbanyak lulusan S-2 atau magister (54 persen), diploma atau sarjana (36 persen), kemudian S-3 atau doktor (11 persen). Pemerintah ingin meningkatkan jumlah doktor minimal 20 persen dari total dosen tetap.
Selanjutnya...