Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Diskors, Presiden FIFA Non-Aktif Berupaya Pulihkan Reputasi

Editor

guruh riyanto

image-gnews
Presiden FIFA Sepp Blatter melihat gepokan uang kertas palsu yang akan dilemparkan oleh komedian Inggris Lee Nelson saat konferensi pers setelah  Rapat Komite Eksekutif FIFA Luar Biasa di Markas FIFA di Zurich, Swiss, 20 Juli 2015. Ennio Leanza/Keystone via AP
Presiden FIFA Sepp Blatter melihat gepokan uang kertas palsu yang akan dilemparkan oleh komedian Inggris Lee Nelson saat konferensi pers setelah Rapat Komite Eksekutif FIFA Luar Biasa di Markas FIFA di Zurich, Swiss, 20 Juli 2015. Ennio Leanza/Keystone via AP
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden FIFA non-aktif Sepp Blatter keberatan dengan sanksi skorsing dari Komite Etik. Ia tengah mencari upaya untuk membersihkan namanya.

Blatter dalam keterngan tertulisnya menyebutkan, ia merasa vonis itu tidak adil. Sebab, ia tidak memiliki kesempatan membela diri di hadapan Komite Etik. "Presiden Blatter kecewa karena Komite Etik tidak mematuhi Kode Etik dan Kode Disiplin. Kedua kode itu menyediakan kesempatan Blatter untuk berbicara," ujar keterangan tertulis pengacara Blatter, seperti diberitakan ESPNFC.

Blatter yakin, ia tidak seharusnye menerima sanksi karena ia tidak bersalah. Menurutnya, Komite Etik tidak bisa menjadikan penyelidikan Kejaksaan Agung Swiss sebagai landasan vonis. "Kejaksaan Agung melakukan penyelidikan. Tapi, tidak ada dakwaan terhadap presiden. Faktanya, jaksa wajib demi hukum menghentikan kasus itu jika penyelidikan mereka, yang sudah hampir dua minggu, tidak menemukan barang bukti cukup," imbuh pengacara Blatler.

Blatter saat ini mencari celah untuk membersihkan nama. "Presiden Blatter menunggu kesempatan menghadirkan bukti yang menunjukan ia tidak terlibat kesalahan, kriminal dan lain sebagainya," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Komite Etik FIFA menjatuhkan skors 90 hari pada Presiden FIFA Sepp Blatter, Wakil Presiden Michel Platini, dan Sekretaris Jenderal Jerome Valcke pada Kamis, 08 Oktober 2015. Blatter diduga terlibat dalam penyalahgunaan dana hak siar televisi Piala Dunia 2010 pada Asosiasi Sepak bola Karibia dengan harga di bawah nilai pasar senilai 389 ribu poundsterling atau Rp 8,1 miliar. Asosiasi itu kemudian menjual kembali untuk mendapat keuntungan senilai 11 juta poundsterling atau Rp 231 miliar.

ESPNFC | GURUH RIYANTO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Korupsi di FIFA, Sepp Blatter dan Michel Platini Mulai Disidang

8 Juni 2022

Presiden FIFA Sepp Blatter dilempari uang pecahan dolar A.S. oleh komedian Lee Nelson saat konferensi pers di markas FIFA, Zurich, Swis, 20 Juli 2015. Tahun 2015 diwarnai dengan berbagai peristiwa olahraga dunia yang tak terlupakan.  REUTERS/Arnd Wiegmann
Korupsi di FIFA, Sepp Blatter dan Michel Platini Mulai Disidang

Mantan Presiden FIFA Sepp Blatter dan mantan Presiden UEFA Michel Platini dijadwalkan menghadiri persidangan di pengadilan Swiss, Rabu, 8 Juni 2022.


Rusia dan Qatar Bantah Isu Suap di Piala Dunia 2018 dan 2022

8 April 2020

Penjaga gawang timnas Prancis, Hugo Lloris, mengajak dua putrinya untuk mencium trofi Piala Dunia yang telah diraih timnya setelah mengalahkan Kroasia dalam final Piala Dunia 2018 di Luzhniki Stadium, Moskow, Rusia, 15 Juli. (AP Photo/Matthias Schrader)
Rusia dan Qatar Bantah Isu Suap di Piala Dunia 2018 dan 2022

Rusia dan Qatar membantah isu bahwa mereka melakukan suap untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.


Skandal Suap FIFA Untuk Piala Dunia 2018 dan 2022 Terkuak Lagi

7 April 2020

Sepp Blatter berjalan meninggalkan ruang jumpa pers di markas FIFA di Zurich, Swiss, 3 Juni 2015. Blatter mundur setelah badan sepak bola dunia tersebut diguncang skandal korupsi. VALERIANO DI DOMENICO/AFP/Getty Images
Skandal Suap FIFA Untuk Piala Dunia 2018 dan 2022 Terkuak Lagi

Empat mantan anggota Komite Eksekutif FIFA disebut menerima suap hingga jutaan dolar Amerika untuk pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.


Piala Dunia 2022, Ini Kecurangan yang Dituduhkan ke Qatar

31 Juli 2018

Suasana stadion Internasional Khalifa di  Doha, Qatar, 18 Mei 2017. REUTERS/Ibraheem Al Omari/File Photo
Piala Dunia 2022, Ini Kecurangan yang Dituduhkan ke Qatar

Tim pencalonan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 dituduh menggunakan cara-cara kotor untuk menang.


Presiden PSG Disebut Terlibat Dalam Kasus Suap Sekjen FIFA

13 Oktober 2017

Pemain tengah Perancis Yohan Cabaye (kanan), bersama dengan Presiden PSG Nasser al-Khelaifi saat konfrensi pers di Stadion Parc des Princes (29/1). PSG memboyong Cabaye dengan harga transfer 20 pounds. AP/Thibault Camus
Presiden PSG Disebut Terlibat Dalam Kasus Suap Sekjen FIFA

Presiden PSG Nasser Al Khelaifi diduga menyuap Sekjen FIFA Jerome Valcke terkait hak siar Piala Dunia di sejumlah negara.


FIFA Akhirnya Rilis Laporan Investigasi Piala Dunia yang Bocor

28 Juni 2017

REUTERS/Christian Hartmann
FIFA Akhirnya Rilis Laporan Investigasi Piala Dunia yang Bocor

FIFA memutuskan untuk menerbitkan laporan Garcia soal keputusan
untuk menunjuk Rusia dan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia.


Korupsi FIFA, Arzuaga Akui Bersalah dalam Pencucian Uang

16 Juni 2017

REUTERS/Arnd Wiegmann
Korupsi FIFA, Arzuaga Akui Bersalah dalam Pencucian Uang

Mantan bankir Jorge Arzuaga mengaku bersalah pada Kamis
terhadap kasus konspirasi pencucian uang AS


Langkah FIFA dalam Memerangi Korupsi Dipertanyakan

10 Mei 2017

Suasana upacara pembukaan Kongres FIFA ke-66 di Mexico City, Meksiko, 12 Mei 2016. REUTERS/Edgard Garrido
Langkah FIFA dalam Memerangi Korupsi Dipertanyakan

Keputusan FIFA memberhentikan tim etik "adalah kemunduran
dalam perang melawan korupsi"


Korupsi FIFA, Jerome Valcke Ajukan Banding atas Skorsingnya  

1 Maret 2017

Sekjen FIFA Jerome Valcke.   Reuters/Arnd Wiegmann
Korupsi FIFA, Jerome Valcke Ajukan Banding atas Skorsingnya  

Mantan Sekjen FIFA Jerome Valcke mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) terhadap skorsing 10 tahun yang diterimanya.


Aleksander Ceferin Jadi Presiden UEFA Gantikan Platini

15 September 2016

Presiden UEFA asal Slovenia, Aleksander Ceferin. (Skysports)
Aleksander Ceferin Jadi Presiden UEFA Gantikan Platini

Aleksander Ceferin, presiden federasi sepak bola Slovenia, terpilih sebagai kepala badan sepak bola Eropa UEFA yang baru.