TEMPO.CO, Palembang - Satuan tugas penanggulangan bencana kebakaran lahan dan hutan dari Mabes TNI dan Kodam II Sriwijaya membangun kanal baru dan menormalkan fungsi kanal lama. Tujuannya untuk menghentikan lompatan api ke areal yang belum terbakar. Pogram canal blocking dan normalisasi fungsi kanal itu diklaim berhasil menekan jumlah titik api di wilayah Sumatera Selatan.
Kepala Penerangan Kodam II/Swj Kolonel Arh Syaepul Mukti Ginanjar menyatakan TNI menempatkan lebih dari seribu personel di wilayah pusat kebakaran dalam beberapa bulan ini. "Hanya saja kami terhambat oleh minimnya alat berat," katanya, Jumat, 9 Oktober 2015.
Satgas penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di Musi Banyuasin (Muba) telah melaksanakan pembuatan kanal dengan lebar 25 meter di Desa Medak, Kecamatan Bayung Lencir, yang saat ini sudah mencapai 25 kilometer.
Program normalisasi kanal berupa pembersihan parit selebar 3 meter sepanjang 15 kilometer dilakukan anggota Babinsa Koramil Bayung Lencir bersama dengan anggota Yonkav 5 Serbu dan karyawan perusahaan. Sementara itu, di Kecamatan Pampangan, Ogan Komering Ilir (OKI), juga telah dilaksanakan pembuatan kanal primer sejauh 38,144 kilometer dan kanal sekunder sejauh 106,309 kilometer oleh Satgas dari Yonif 330/Kostrad.
Satgas Yon Armed 10/Kostrad di Kecamatan Air Sugihan telah mengerjakan kanal primer sepanjang 1.055, 1 kilometer lebar 12 meter, dengan kedalaman 3 meter dan kanal sekunder sepanjang 2.784,84 kilometer dengan lebar 6 meter dan kedalaman 3 meter. "Marinir di Kecamatan Muara Medak Kab. mengerjakan sebanyak 24 kanal dengan panjang masih-masing kanal antara 500 meter sampai 2.600 meter."
Kepala BPBD Sumatera Selatan Yulizar Dinoto mengatakan pihaknya telah mengerahkan tujuh helikopter dan pesawat water bombing serta satu pesawat Casa untuk menurunkan hujan buatan di Sumatera Selatan. Meskipun langkah tersebut terbilang belum terlalu efektif, ia menjamin langkah tersebut dapat menekan jumlah titik api. Apalagi saat ini pihaknya telah mendapat bantuan personel Satgas lebih dari 3000 personel. "Upaya pemadaman berlangsung masif," ujar Yulizar.
PARLIZA HENDRAWAN