TEMPO.CO , Dhaka: Bangladesh telah menobatkan Abdul Khaleq Mirbohor sebagai juara nasional baru pembunuh tikus setelah timnya memberantas lebih dari 160 ribu tikus dalam 12 bulan terakhir.
Seperti dikutip Tribune.com, Kamis, 8 Oktober 2015, Mirbohor, seorang petani, berhak mendapatkan 20 ribu taka Bangladesh atau sekitar Rp 3,5 juta pada sebuah upacara di Dhaka, Rabu lalu, karena berhasil memusnahkan 161.220 tikus dalam setahun. Pemusnahan tikus ini bagian dari kampanye nasional melindungi gandum yang dimakan tikus.
"Mirbohor adalah pembunuh tikus hebat. Dalam upacara tersebut, dia mengatakan kepada pejabat, tidak ada yang memberinya kesenangan (lebih) selain membunuh tikus," kata Abul Kalam Azad, Kepala Unit Perlindungan Tanaman Pemerintah, kepada AFP, seperti dikutip Tribune.com.
Mirbohor tidak bekerja sendiri. Ia menyewa tenaga lain, sebagian besar relawan perempuan, untuk membunuh tikus di sawah dan gandum, kemudian menyerahkan tubuh mati hewan itu ke kantor Pertanian Regional untuk dihitung.
"Saya sudah membunuh tikus sejak 1996. Saya suka membunuh mereka. Mereka adalah musuh negara dan orang-orang. Mereka melahap biji-bijian, kacang tanah, dan menyebarkan penyakit," kata petani berusia 55 tahun itu.
Departemen Pertanian memperkirakan hewan pengerat ini dilaporkan menghancurkan 1,5 juta sampai 2 juta ton makanan di Bangladesh setiap tahun,
Petani di negara yang didominasi pertanian itu telah menewaskan hampir 13 juta tikus dalam 12 bulan terakhir, menghemat makanan senilai US$ 25 juta atau sekitar Rp 347 miliar, kata para pejabat menambahkan.
TRIBUNE.COM | MECHOS DE LAROCHA