TEMPO.CO, Jakarta - Kondisi ekonomi yang kurang baik saat ini bukan cuma dihadapi Indonesia, tapi juga negeri jiran Malaysia. Menteri Perdagangan Internasional dan Industri Malaysia Dato Sri Mustapa Mohamed menawarkan kerjasama untuk bersama-sama keluar dari krisis ini.
"Satu strategi untuk menghadapi cobaan ini adalah dengan meningkatkan kerja sama serantau, yakni kerjasama ekonomi regional dalam konteks ASEAN," kata Mustapa, Selasa, 13 Oktober 2015, di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta. Dia mengatakan itu dalam wawancara khusus dengan beberapa media nasional terkait kunjungannya ke Jakarta.
Dalam kerja sama ekonomi Indonesia-Malaysia, Mustapa mengatakan banyak hal yang harus ditingkatkan lagi. Dia mencontohkan, saat ini nilai perdagangan antara Indonesia dan Malaysia sekitar US$ 19 miliar US$. Kedua negara, kata dia, sudah setuju untuk meningkatkan jumlah perdagangan menjadi US$ 30 miliar menjelang 2020. Target tersebut dinilainya suatu ambisi yang cukup tinggi, karena itu kedua negara harus mencari jalan agar target tersebut tercapai.
Dalam pertemuannya dengan Menteri Perdagangan Indonesia, Thomas Lembong, Mustapa mengungkapkan evaluasi kerja sama kedua negara tersebut harus dilakukan dari waktu ke waktu, misalnya dua bulan sekali. Bukan cuma melalui pertemuan di pucuk pimpinan, dia juga berharap kerja sama bisa dilakukan di jajaran kementerian di tingkat pegawai. "Ini untuk memikirkan cara-cara meningkatkan perdagangan kedua negara, karena untuk melonjak dari nilai dagang US$ 19 miliar ke US$ 30 miliar itu suatu ambisi yang cukup tinggi," kata Mustapa.
Selain itu, peningkatan kerja sama juga harus dilakukan dalam bidang investasi. Saat ini Malaysia menduduki ranking pertama investor asing di Indonesia. Meskipun begitu, Mustapa merasa masih ada potensi besar untuk menambah investasi Malaysia di Indonesia. Sebaliknya, kata dia, ada peluang besar untuk investasi Indonesia di Malaysia, misalnya dalam bidang perhotelan.
Menurut Mustapa, peningkatan kerja sama ekonomi regional adalah strategi yang tepat menghadapi ekonomi yang saat ini tengah melambat. Ini juga sebagai suatu strategi untuk memastikan ekonomi ASEAN terus berkembang pesat. "Kita menghadapi keadaan ekonomi yang kurang baik, karena penurunan dalam kadar pertumbuhan ekonomi Cina. Maka strategi-strategi yang lebih mantap harus dipikirkan, misalnya bagaimana kerja sama ASEAN dalam konteks Masyarakat Ekonomi ASEAN lebih mantap lagi," kata dia.
AMIRULLAH