TEMPO.CO, Bengkulu - Festival budaya berbalut kegiatan religius yang biasa disebut Tabot resmi dibuka bertepatan pada malam pergantian tahun baru Hijriah.
Festival yang berlangsung selama 10 hari ini, selain kegiatan religius mulai dari pengambilan tanah hingga pembuangan tabot oleh keluarga kerukunan tabot (KKT), acara ini juga diramaikan dengan festival, perlombaan seni, dan pameran yang berlangsung di Lapangan Merdeka Kota Bengkulu pada 12-22 Oktober 2015.
Pada acara pembukaan, Deputi Pengembangan dan Pemasaran Nusantara Kementerian Pariwisata, Esti Reko Astuti, mengatakan Kementerian Pariwisata akan membantu pemerintah daerah untuk mempromosikan Festival Tabot Bengkulu sebagai agenda tahunan festival seni dan budaya untuk memeriahkan Tahun Baru Islam 1437 Hijriyah.
"Promosi berperan penting untuk meningkatkan kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara ke Bengkulu. Kami siap membantu promosi kegiatan ini untuk mendukung destinasi pariwisata di Bengkulu," kata Esti di Bengkulu Selasa, 13 Oktober 2015.
Kegiatan kebudayaan berbalut religi dari Bengkulu ini, menurut Esti, perlu dilestarikan. Karena selain pelestarian pemerintah daerah juga dapat memanfaatkannya sebagai daya tarik wisata ke Bengkulu.
Dia menambahkan panitia festival perlu mengangkat nilai kelokalan sehingga menarik bagi para wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, lanjut Esti, tercatat jumlah wisatawan asing ke Provinsi Bengkulu pada 2014 sebanyak 900 orang dan wisatawan nusantara mencapai 300 ribu orang.
Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah mengatakan Festival Tabot yang digelar setiap tahun yang berlangsung dari 1 Muharam hingga 10 Muharam menjadi identitas Bengkulu dan sudah didaftarkan sebagai warisan budaya tak benda asal Bengkulu.
"Karena sudah menjadi identitas maka kewajiban kita bersama-sama untuk melestarikannya," katanya.
PHESI ESTER JULIKAWATI