TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Inggris akhirnya turun tangan menyelidiki kasus korupsi di tubuh Badan Sepak Bola Dunia (FIFA). Penyelidikan ini dilakukan melalui Kantor Khusus Penanganan Pencucian Uang (SFO).
Badan itu menyatakan mulai menyelidiki korupsi di tubuh FIFA. SFO merupakan badan independen yang bekerja di bawah kejaksaan Inggris untuk memeriksa kasus pencucian uang tingkat tinggi.
Direktur SFO, David Green, mengatakan pengurus FIFA tidak memiliki izin untuk bepergian ke luar negeri, setelah badan ini ditetapkan masuk dalam tahap penyelidikan. "Kami masih memeriksa berbagai kemungkinan dari isu-isu seputar pencucian uang," katanya.
Sebelumnya, FIFA akan mengadakan pemilihan untuk menentukan penerus Presiden Sepp Blatter di sebuah kongres khusus pada 26 Februari 2016. Sepp Blatter telah diskors selama 90 hari, menyusul penyelidikan transaksi mencurigakan sebesar Rp 27,6 miliar (2 juta Swiss Franc) dengan Presiden UEFA Michel Platini.
Kasus ini terjadi pada 2011 silam, saat Platini bekerja dengan Blatter. Di sisi lain, kedua pria ini menyangkal melakukan kesalahan dan mengajukan banding atas hukuman skors selama 90 hari.
Pencucian uang ini diduga terkait dengan penawaran pelaksanaan Piala Dunia 2018 dan 2022. Dalam kasus ini, legenda sepak bola Jerman, Franz Beckenbeur, bersama bekas wakil presiden FIFA, Angel Maria Villar Liona, ikut terseret. Beckenbeur merupakan satu dari 22 orang yang terlibat dalam pemungutan suara penyelenggaran Piala Dunia 2018 dan 2022, yang akhirnya dimenangkan Rusia dan Qatar.
BBC l GURUH RIYANTO