TEMPO.CO, Tangerang - Jenazah dokter muda Dionisius Giri Samudra, yang akrab disapa dokter Andra, tiba di Terminal Kargo Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Jumat pagi tadi. Perwakilan dari Kementerian Kesehatan yang hadir untuk menyerahkan jenazah Andra turut memberikan penghargaan di bidang kesehatan untuk Andra.
"Dokter Andra kami anugerahi penghargaan Ksatria Bakti Husada atas jasanya melayani pasien di daerah pedalaman," kata Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan Kementerian Kesehatan drg Usman Sumantri di Cengkareng, Jumat, 13 November 2015.
SIMAK: Tinggalkan Kemapanan: Dokter Andra Pilih Mengabdi, Gugur di Aru
Hadir dalam penyambutan jenazah keluarga Andra adalah ayahnya, Agustinus Mudjianto, 57 tahun; ibunya, Fransisca Ristansia, 50 tahun, serta kakak dan adiknya.
Rencananya, jenazah Andra akan disemayamkan di rumah duka, Pamulang, Tangerang Selatan, dan dimakamkan di TPU Kampung Kandang, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Minggu, 15 November.
Andra, dokter muda yang sedang melaksanakan Program Internship, meninggal ketika sedang menjalankan tugas di Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru, Provinsi Maluku. Andra meninggal pada Rabu, 11 November 2011, pada pukul 18.18 WIT di RS Bumi Cendrawasih, Kabupaten Dobo. Dokter alumnus Universitas Hasanuddin ini didiagnosis awal menderita penyakit yang diakibatkan virus campak dengan komplikasi infeksi otak (ensefalitis).
JONIANSYAH HARDJONO