TEMPO.CO, Yogyakarta - Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian Kota Yogyakarta (Disperindagkoptan) untuk kali pertama menggelar kontes tiga jenis satwa yang melibatkan puluhan komunitas dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
Kontes satwa bertajuk Walikota Cup I ini diikuti aneka jenis reptil, musang, juga anjing, dan akan digelar di Pasar Ikan Higienis Kota Yogyakarta selama dua hari, Sabtu dan Minggu, 28-29 November 2015.
“Kami sengaja pertemukan komunitas pecinta satwa dan BKSDA melalui kontes ini dengan tujuan memberi pemahaman bersama tentang satwa dilindungi,” ujar Kepala Bidang Pertanian Disperindagkoptan Kota Yogyakarta, Benny Nurhantoro, Kamis, 26 November 2015.
Benny menuturkan, pertumbuhan komunitas pecinta satwa di Yogyakarta menjadi potensi positif dan negatif sehingga pemerintah perlu mencermati fenomena tersebut dengan memberi ruang gerak.
“Kami berharap tak ada satwa-satwa ilegal beredar di Yogya, dan para komunitas pecinta satwa bisa turut berpartisipasi menjaga kelestarian, terutama untuk penangkaran,” ujarnya.
Untuk membantu pihak BKSDA dalam menjaga satwa dilindungi, Benny menuturkan, pemerintah juga mulai aktif menyusun database jejaring pecinta satwa yang biasanya memiliki komunitas cukup solid antardaerah.
Dari data yang tercatat saat ini, setidaknya ada lima komunitas pecinta reptil, 10 komunitas pecinta musang, dan 10 komunitas pecinta anjing. “Dengan database dan jejaring komunitas pecinta satwa yang kuat, edukasi dan sosialisasi perlindungan satwa bisa semakin digalakkan,” ujarnya.
Benny menambahkan, kontes dan expo satwa tersebut bagian dari gerakan Jogja Cinta Satwa yang sudah dicanangkan sejak 2014 lalu. Pemerintah Kota Yogya saat ini sudah menjaring kader cinta satwa tingkat pelajar. Saat ini, terjaring 128 kader dari 16 sekolah jenjang SD dan SMP.
Dalam kontes satwa yang menggunakan anggaran APBD sebesar Rp 119 juta ini,
untuk kontes reptil ada 30 kelas yang dilombakan. Sedangkan musang dan anjing masing-masing sembilan kelas. Target peserta jenis reptil ialah 600 pendaftar, musang 100 pendaftar, dan anjing 75 pendaftar.
Total hadiah yang akan diperebutkan mencapai Rp 223,2 juta. Masing-masing Rp 1,5 juta untuk Juara I, Rp 1,25 juta untuk Juara II, Rp 1 juta bagi Juara III, dan Rp 500 ribu bagi Juara Harapan I, serta Rp 400 ribu bagi Juara Harapan II.
Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Yogyakarta Halik Sandera berharap, pemerintah dan para anggota komunitas melalui kontes-kontes semacam ini juga membantu tumbuhnya kesadaran di masyarakat bahwa bukan satwa dilindungi saja yang wajib dilestarikan.
“Melainkan satwa yang selama ini punya peran dalam sebuah rantai ekosistem karena itu menjadi faktor keberlanjutan kelestarian lingkungan yang lebih kompleks,” ujar Halik.
Halik mencontohkan, wabah ulat bulu yang mendera sejumlah wilayah tanah air beberapa waktu lalu diduga kuat karena putusnya rantai makanan di atasnya. Seperti burung yang hilang akibat terus diburu dan diperjualbelikan.
Maraknya fenomena gagal panen petani akibat serangan tikus juga diduga kuat karena putusnya rantai makanan di atasnya, seperti berkurangnya populasi burung hantu dan ular.
PRIBADI WICAKSONO