TEMPO.CO, Bogor - Presiden Joko Widodo mengatakan "revolusi oranye" harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas buah dan bunga lokal ke kancah internasional. Menurut dia, harus ada gerakan revolusioner untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada buah impor.
"Sebagai Indonesia yang kaya, kita masih impor dibanding ekspor hasil produksi lokal atau kita sendiri," katanya dalam pembukaan Festival Buah dan Bunga Nusantara di Institut Pertanian Bogor, Sabtu, 28 November 2015.
Gerakan Revolusi Oranye merupakan ide IPB yang disampaikan Rektor IPB Herry Suhardiyanto dalam sambutannya. Jokowi menyambut ide tersebut dan menunjuk Institut Pertanian Bogor menggelar Festival Buah dan Bunga berskala besar tahun depan.
Presiden Jokowi meminta festival tersebut turut menghadirkan pembeli kelas internasional. "Saya kerahkan kedutaan untuk hadirkan pembeli potensial di negara masing-masing, tanggung jawabnya IPB, jangan sampai ganti orang," ujarnya.
Jokowi meminta semua pihak saling membantu mengganti barang impor dengan produksi dalam negeri. Ia meminta pemerintah pusat dan daerah turun tangan menggenjot revolusi oranye.
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik 2013, impor buah Indonesia mencapai 502,3 ribu ton dengan nilai US$ 647,3 juta untuk buah segar dan kering serta 27,7 ribu ton dengan nilai US$ 46,9 juta.
IPB menggelar Festival Bunga dan Buah Nusantara di Kota Bogor. Ini merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan IPB dengan tujuan mendorong, memfasilitasi, serta mengkampanyekan pengembangan bunga dan buah Nusantara melalui Revolusi Oranye, yang meliputi revolusi kebijakan, infrastruktur, kepemimpinan dan pembinaan sumber daya manusia, inovasi dan teknologi, serta sistem pengusaha dan penetrasi pasar.
Berbagai kegiatan yang akan diselenggarakan dalam FBBN 2015 adalah forum investasi dan bisnis buah dan bunga Nusantara berskala usaha kecil dan menengah, fruitpreneur got talent, ekspo, bursa bunga dan buah, kontes bunga dan buah jeruk serta mangga, karnaval, serta ikrar bunga dan buah Nusantara yang diikuti 48 bupati.
Festival kali ini mengangkat tema "Revolusi Pengembangan Bunga dan Buah Nusantara Skala Usaha Kecil dan Menengah untuk Kesejahteraan Bangsa Indonesia".
TIKA PRIMANDARI