TEMPO.CO, Jakarta - Deputi IV Bidang Sumber Daya Manusia, Iptek, dan Budaya Maritim, Safri Burhanuddin, mengakui peringkat pariwisata Indonesia masih di bawah negara-negara Asia lainnya. Pasalnya, dari total 141 negara, Indonesia hanya berada pada urutan 50.
"Kami masih kalah dari Singapura yang berada pada urutan 11, Malaysia 35, dan Thailand 31, padahal potensi wisata Indonesia begitu banyak," ujarnya dalam peluncuran “Pencanangan Gerakan Budaya Bersih dan Senyum” di kawasan Rumah Susun Marunda, Jakarta, Sabtu, 28 November 2015.
Sedangkan, kata Safri, jika berdasar kriteria kebersihan dan kesehatan, justru Indonesia berada jauh pada urutan terbawah, yaitu 100. "Artinya, kebersihan pada destinasi wisata yang ada masih perlu dipertanyakan," ucapnya.
Untuk menyiasati itu, menurut Safri, sektor pariwisata memerlukan dukungan berbagai pihak guna mencapai keberhasilan, terutama dari pentingnya kebersihan yang akan mengundang datangnya wisatawan, baik domestik maupun luar negeri. "Kementerian Koordinator Kemaritiman sudah memiliki program Gerakan Budaya Bersih, tinggal dimaksimalkan bersama-sama untuk kepentingan pariwisata," katanya.
Tidak hanya itu, untuk menciptakan kondisi tersebut, perlu berbagai dukungan dan kesadaran dari masyarakat terutama pada lingkungan pariwisata yang ada. Dengan demikian, budaya bersih akan bisa tercapai jika dilakukan bersama.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli saat jumpa pers pada Kamis, 26 November 2015, mengatakan akan meluncurkan Gerakan Bersih dan Senyum (GBS) sebagai upaya mendorong sektor pariwisata. "Program GBS penting dalam pengembangan sektor pariwisata yang tidak melulu hanya menyangkut pembangunan fisik, tapi juga mental hidup bersih dan ramah dari semua kalangan masyarakat," tuturnya di gedung Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Sumber Daya, Kamis, 26 November 2015.
ABDUL AZIS