TEMPO.CO, Bandung - Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat Dody Gunawan Yusuf mengatakan, tren kunjungan turis asing menuju Jawa Barat lewat Bandara Husein Sastranegara lebih rendah dibanding tahun lalu. “Memang ada peningkatan 1,81 persen dibanding bulan sebelumnya. Tapi pada periode yang sama terjadi penurunan,” kata dia di Bandung, Selasa, 1 Desember 2015.
Survey terbaru BPS mencatat kunjungan wisatawan asing lewat Bandara Husein pada Oktober 2015 menembus 10.722 orang, naik 1,81 persen dibandingkan bulan September 2015 yang tercatat 10.531 orang. Dibanding bulan yang sama tahun lalu jumlahnya anjlok hampir sepertiganya. BPS mencatat kunjungan wisatawan asing lewat Bandara Husein pada Oktober 2014 menembus 15.018 orang.
BPS mencatat kunjungan wisatawan asing memasuki Jawa Barat lewat Bandara Husein di Bandung dan Pelabuhan Muara Jati di Cirebon. Seluruh wisatawan yang masuk lewat dua pintu masuk itu pada Oktober 2015 mencapai 10.755 orang, naik 0,97 persen dibandingkan September 2015. Dibanding Oktober 2014 yang mencapai 15.086 orang jumlahnya anjlok 28,71 persen.
Dody menduga penurunan kunjungan wisatawan asing itu gara-gara kondisi perekonomian negara asalnya. Wisawatan asing ke Jawa Barat lewat Bandara Husein misalnya didominasi oleh wisawatan asal Malaysia dan Singapura. “Kedua negara itu sepanjang 2015 mengalami kontraksi ekonomi yang lebih parah dibandingkan Indonesia. Kunjungan warganya keluar negaranya menurun drastis, bukan hanya ke Indonesia tapi juga ke negara lainnya sama,” kata dia.
Menurut Dody, depresiasi mata uang dua negara itu misalnya, lebih tinggi dari Rupiah. “Ekonominya mengalami pelambatan, otomatis masyarakatnya mengencangkan ikat pinggang,” kata dia.
BPS juga mencatat penrunan lama inap tamu asing di Jawa Barat. Lama menginap tamu asing di hotel bintang dan non bintang di Jawa Barat pada Oktober 2015 tercatat 2,47 hari, sementara pada Oktober 2014 lebih lama yakni 2,72 hari.
Umumnya Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel di Jawa Barat pada Oktober 2015 rata-rata 44,45 persen, masih lebih tinggi dibandingkan September 2015 yang tercatat 42,56 persen. Dody mengatakan, sepanjang tahun ini TPK htoel di Jawa Barat belum pernah menembus angka 50 persen. “PHRI dan asosiasi travel mengeluhkan bisnis agak seret karena banyak yang menginap bukan di hotel. Banyak apartemen jor-joran menerima tamu di akhir pekan, salah satu yang menyebabkan peningkatan TPK sedikit,” kata Dody.
General Manager Bandara Husein Sastranegara PT Angkasa Pura II Bandung, Dorma Manalu membenarkan rilis data BPS terseut soal tren penurunan kunjungan wisatawan asing lewat bandaranya. “Memang penumpangnya sedang low, agak menurun,” kata dia saat dihubungi Tempo, Selasa, 1 Desember 2015.
Dorma mengungkapkan, penyebab lainnya, banyak maskapai yang melayani rute internasional dari dua negara itu yang mengalami pembatalan penerbangan karena melaporkan gangguan terjadinay gangguan operasional. “Seperti penerbangan Air Asia Malaysia dari Johor Baru ke Bandung mustinya tiap hari. Sebulan ini cuma terbang 12 kali. Lalu Silk Air dari Singpura ke Bandung sebulan ini sudah tujuh kali tidak terbang,” kata dia.
Menurut Dorma, semua maskapai yang mengalami pembatalan penerbangan beralasan terjadi gangguan operasional. “Bisa juga karena penumpangnya yang sedang low-season sehingga rugi kalau menerbangkan pesawat. Tapi alasan yang disampaikan karena gangguan operasinal dan teknis,” kata dia.
Dorma mengatakan, maskapai yang mengalami pembatalan pelayanan penerbangan sampai 21 hari berturut-turut bisa dikenai sanksi pencabutan izin operasional rutenya. Hingga saat ini belum ada maskapai yang mendapat penjatuhan sanksi pencabutan rute tersebut. “Karena tidak ada yang sampai 21 hari berturut-turut,” kata dia.
Menurut Dorma, kumulasi penumpang pesawat hingga akhir tahun ini diperkirakan menembus 1,8 juta penumpang. Jumlah itu sudah menyamai kapasitas terminal Bandar Husein Sastranegara. Dijadwalkan pada Januari 2015, PT Angkasa Pura II akan mengoperasikan terminal baru yang dibangun sejak setahun ini. “Kapasitas terminalnya nanti 2,5 juta orang per tahun,” kata dia.
AHMAD FIKRI