Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jadi CEO MeoTalk, Gadis "Ngapak" Ini Tetap Rendah Hati

image-gnews
Novi Wahyuningsih gadis berumur 24 tahun asal Yogyakarta yang merupakan CEO (chief executif officer) perusahaan yang bergerak di media sosial dan game yang berbasis di Malaysia. Tempo/Muh Syaifullah
Novi Wahyuningsih gadis berumur 24 tahun asal Yogyakarta yang merupakan CEO (chief executif officer) perusahaan yang bergerak di media sosial dan game yang berbasis di Malaysia. Tempo/Muh Syaifullah
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Gadis belia ini tampak grogi saat wartawan mewawancarainya. Namun siapa sangka gadis bernama Novi Wahyuningsih yang masih belum berpengalaman menghadapi media ini menyimpan prestasi yang tinggi di bidang aplikasi media sosial.

Di usia yang baru 24 tahun, alumnus Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada ini sudah menduduki posisi tinggi di sebuah perusahaan media sosial dan aplikasi permainan yang berbasis di Malaysia.  Novi didapuk menjadi CEO MeoTalk dan game Monzter yang baru diluncurkan 28 November ini.

Sejak 2011, Novi sudah mempunyai ide untuk membuat aplikasi MeoTalk dan game Monzter. Namun kedua aplikasi tersebut baru bisa digarap pada Januari 2015. Berkat ide briliannya menciptakan aplikasi MeoTalk dan game Monzter, gadis kelahiran Karanganyar, Kebumen, Jawa Tengah, yang masih kental dialek Jawa "ngapak" ini mendapatkan reward saham dari Global Century Limited senilai Rp 2,6 miliar.

"Saya belajar dari orang-orang yang sudah berhasil. Amati, tiru, dan modifikasi," kata Novi, Ahad, 29 November 2015.

Novi sudah menciptakan lima platform, yaitu MeoTalk, Monzter, happybid, metgames, dan vooilaa. Namun baru Meotalk dan Monzter yang diluncurkan. Nantinya  semua aplikasi tersebut akan berhubungan.

MeoTalk merupakan aplikasi media sosial yang bisa diunduh melalui Play Store di perangkat pintar. Dengan aplikasi ini, pengguna bisa mengobrol melalui medsos tersebut. MeoTalk menjadi aplikasi chatting generasi baru dengan teknologi canggih untuk mengubah cara orang biasanya bertemu dan berkomunikasi dengan orang-orang baru.

Sebenarnya, MeoTalk tidak jauh beda dengan media chatting lainnya. Namun aplikasi ini mempunyai banyak kelebihan. Selain bisa mengobrol hanya dengan suara, chatting dengan tulisan bahkan dengan video bisa dilakukan. Tidak hanya itu, setiap pengunduh aplikasi ini mendapatkan reward berupa G-point, yaitu uang virtual yang bisa digunakan untuk belanja di toko yang sudah menyediakan sarananya.

Gadis kelahiran Kebumen, 6 November 1991 itu hanya menempuh satu tahun enam bulan untuk kuliah D3 di Universitas Gadjah Mada. Ide untuk berkecimpung dalam dunia aplikasi media sosial dan game ini membuat dia menjadi Country Manager dan CEO MeoTalk.

Di Yogyakarta ia membuka kantor di Jalan Magelang, Sleman. Untuk di Indonesia cukup empat karyawan saja yang dipekerjakan. Namun di kantor pusatnya di Malaysia, ada sebanyak 100 pegawai yang menangani aplikasi-aplikasi di dunia maya.

Novi mengatakan, penduduk Indobesia saat ini lebih dari 250 juta. Aplikasi dari negara lain bebas masuk. Sedangkan pengguna media sosial lebih dari 100 juta orang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kenapa dari dulu orang Indonesia tidak membuat aplikasi sendiri, sekarang memang mulai ada aplikasi buatan Indonesia," kata Novi.

Karena prihatin, ia menggandeng sahabat-sahabatnya dari negara lain untuk membuat aplikasi media sosial dan game untuk perangkat pintar. Saat peluncuran pertama di Indonesia, sekitar 600 orang dari 12 negara datang untuk mengikuti acara di Hotel Tentrem Yogyakarta.

"Kami menggunakan transaksi dengan mata uang digital, yaitu G-point. Bisa digunakan transaksi apa pun," katanya.

Novi berharap, aplikasi media sosial dan game serta aplikasi lainnya bermanfaat bagi masyarakat. Ketika ada yang mengunduh aplikasi ini, otomatis mendapat refund. Saat bermain game, chatting, dan mengunggah status, pengguna mendapatkan poin yang bisa ditukar dengan uang dolar Amerika. "Saat terkumpul 1 juta poin, dapat ditukar US$ 100. Target saya ada 100 juta pengguna aplikasi ini dari Indonesia."

Dalam tiga tahun ke depan, gadis  berambut panjang ini berambisi lima aplikasinya bisa menembus satu miliar user. Saat peluncuran selama satu hari, sudah ada 4.000 orang yang mengunduh MeoTalk.

Novi mempunyai prinsip dalam menjalani hidup, selalu menjaga amanah dari siapapun dan selalu berani mencoba sesuatu yang baru. "Selagi itu positif kenapa tidak, jatuh bangun itu hal yang biasa, yang penting tidak ada kata menyerah dalam hidup. Selebihnya untuk hasil, percayakan kepada Yang Kuasa."

MUH SYAIFULLAH


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

1 hari lalu

Kampung Wisata Purbayan Kotagede Yogyakarta. Dok. Istimewa
Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.


Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

13 hari lalu

Alat Peraga Manual Pump di Kampung Kerajinan Taman Pintar Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.


Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

17 hari lalu

Karcis parkir yang diberi tempelan jasa titip helm di Kota Yogyakarta. (Dok: media sosial)
Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.


Lion Air Group Gandeng 16 Perguruan Tinggi untuk Perkuat Ekosistem Penerbangan

29 hari lalu

Batik Air. Dok. Lion Air
Lion Air Group Gandeng 16 Perguruan Tinggi untuk Perkuat Ekosistem Penerbangan

Maskapai penerbangan Lion Air Group menggandeng 16 perguruan tinggi di Indonesia untuk memperkuat ekosistem penerbangan.


BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

37 hari lalu

Wisatawan mengunjungi objek wisata Pantai Parangkusumo di Bantul, DI Yogyakarta, Jumat 1 Januari 2021. Pascapenutupan kawasan wisata pantai selatan Yogyakarta pada malam pergantian tahun baru, pengunjung memadati kawasan tersebut untuk menghabiskan libur tahun baru meskipun kasus COVID-19 di Yogyakarta terus meningkat. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.


Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

43 hari lalu

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta secara simbolik melakukan penutupan TPA Piyungan pada awal Maret 2024. TPA Piyungan selama ini menampung sampah dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Bantul. (Dok. Istimewa)
Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.


Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

44 hari lalu

Sejumlah karya industri kreatif dipamerkan di Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) di Yogyakarta.  (Dok. Istimewa)
Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.


Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

49 hari lalu

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

Baznas hingga saat ini telah melakukan kolaborasi penuh dengan Lembaga Amil Zakat


Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

52 hari lalu

Tradisi Selasa Wagen yang meliburkan para pedagang di kawasan Malioboro Yogyakarta untuk bersih bersih kawasan kembali digelar Selasa (27/2). (Dok. Istimewa)
Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

Selasa Wagen di kawasan Malioboro berlangsung setiap 35 hari sekali merujuk hari pasaran kalender Jawa.


Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

57 hari lalu

Salah satu peserta saat mengikuti pembelajaran pawiyatan aksara Jawa di Kota Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

Pawiyatan aksara Jawa ini digelar serentak di 30 kampung mulai 20 Februari hingga 5 Maret 2024 di Kota Yogyakarta.