TEMPO.CO, Jakarta -Megawati Sukarnoputri dikabarkan disebut-sebut dalam rekaman percakapan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto. Dalam transkrip sepanjang 1 jam 20 menit itu, nama Megawati disebut sebanyak tujuh kali. Hanya, penyebutan nama Ketua Umum PDI Perjuangan itu lebih banyak dalam konteks politik dan tak berhubungan langsung dengan kasus PT Freeport Indonesia.
Misalnya, nama Mega muncul ketika Setya Novanto dalam rekaman itu menyinggung pemilihan Kepala Polri. Politikus Partai Golkar itu menyebutkan soal hasil dari kerja samanya dengan Riza Chalid dan Luhut dalam meredam ketegangan politik dalam pemilihan awal Januari lalu. Mega dan Fraksi PDI Perjuangan di DPR ketika itu ingin Komisaris Jenderal Budi Gunawan menjadi Kapolri. Namun, Jokowi menolak.
“Kuncinya kan ada di Pak Luhut, ada saya. Nanti lempar-lemparan. Ada dia (Riza Chalid) strateginya,” kata Novanto dalam rekaman yang diperdengarkan kepada Tempo.
Ketika dikonfirmasi hal itu, politikus PDIP Junimart Girsang tak percaya jika ketua umumnya, Megawati Sukarnoputri, ikut disebut dalam percakapan Setya Novanto dengan bos Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin. "Di rekaman saya tidak ada. Rekaman yang panjang saya belum dengar," kata Junimart kepada wartawan di gedung DPR, Jakarta, Selasa, 2 Desember 2015.
Junimart yang merupakan Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan mengaku pernah bercerita tentang kasus Setya Novanto kepada Megawati. Dalam pertemuan tersebut, Junimart ditemani oleh Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Krisdianto.
Meski begitu, Junimart membantah jika Megawati memintanya memberikan laporan rutin tentang kasus Setya Novanto. "Saya tak punya kewajiban melapor ke beliau. Saya hanya datang kalau diundang. Pernah bicara itu pun tidak spesifik," kata dia.
Junimart menegaskan jika Megawati tak ikut campur dalam kasus dugaan pencatutan nama Presiden Joko Widodo oleh Setya Novanto. Megawati hanya berpesan agar MKD menegakkan etika anggota DPR dengan baik.
Selain Megawati, sejumlah nama disebut dalam percakapan antara Setya Novanto, Muhammad Riza Chalid, dan Maroef Shamsoeddin. Nama Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan disebut 66 kali dalam rekaman tersebut. Ada pula nama Presiden Jokowi, Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla dan nama-nama lain.
INDRA WIJAYA
Baca juga:
3 Hal Ini Bikin Ketua DPR Setya Novanto Sulit Ditolong!
Selidiki Setya Novanto, Jaksa Agung: Ada Pemufakatan Jahat