TEMPO.CO, Jakarta - Managing Director Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Toto Pranoto mengungkapkan pendapatan perbankan badan usaha milik negara di Indonesia masih bergantung pada bunga.
"Bank di Indonesia masih menjadikan bunga sebagai ujung tombak dalam meraih pendapatan," katanya di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis, 17 Desember 2015.
Toto mengatakan bank-bank milik pemerintah, seperti Bank Mandiri, Bank Tabungan Negara, Bank Rakyat Indonesia, dan Bank Negara Indonesia, mencatat margin bunga bersih (NIM) yang lebih tinggi dibanding tiga bank milik Malaysia (CIMB, Maybank, RHB Bank) dan tiga bank milik Singapura (DBS Bank, OCBC Bank, UOB Bank). "Net interest margin bank-bank di Indonesia berada pada kisaran 5 persen," tuturnya.
Dari hasil kajiannya, menurut Toto, didapati bahwa bank-bank di dua negara yang bertetangga dengan Indonesia itu sudah mampu mendorong pendapatan yang berasal dari luar bunga. Pendapatan non-bunga bank milik Singapura terhadap revenue 2014 relatif cukup tinggi, seperti UOB yang mencatat sebesar 38,89 persen, OCBC Bank sebesar 38,74 persen, dan DBS Bank sebesar 36,34 persen.
Adapun Malaysia masih di bawah Singapura. Pendapatan di luar bunga Maybank sebesar 15,51 persen. Nilainya dua kali lipat dari pendapatan RHB pada kisaran 31,28 persen. Di sisi lain, CIMB hanya mampu mencatat non-interest income sebesar 28,48 persen.
Dibandingkan dengan bank-bank di Tanah Air yang masih berfokus menggarap pasar domestik, bank-bank di negara tetangga sudah berekspansi lebih jauh. "Bank di Singapura dan Malaysia sudah mampu ekspansi di beberapa negara di luar negara asalnya," ujarnya.
FRISKI RIANA