TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian mengatakan kemungkinan kelompok teroris yang meledakkan bom di Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, pada Kamis lalu tidak berhubungan langsung dengan Bahrun Naim. “Ada beberapa connector-nya. Ini sedang ditelusuri sampai atas,” ucap Tito di Lapangan Silang Monas, Senin, 18 Januari 2016.
Tito menjelaskan, peran Bahrun sangat penting dalam kelompok ISIS di Suriah. Bahrun terdeteksi sebagai penghubung utama jaringan ISIS Suriah dengan Indonesia. “Dia penghubung utama antara ISIS di Suriah dan kelompok elite (foot soldier) atau kelompok sel di Indonesia.”
Bahrun menjadi orang yang paling dicari Kepolisian RI pasca-ledakan bom di Jalan Thamrin. Menurut Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Anton Charliyan, Bahrun memiliki keahlian di bidang informasi dan teknologi. Keahliannya itu juga digunakan untuk pergi ke Suriah. Bahkan, ujar Anton, dengan keahlian meretas situs Internet, Bahrun sempat mengecoh polisi saat diburu.
Bahrun diduga merekrut mantan milisi di Suriah yang pulang ke Indonesia untuk diajari menjadi seorang peretas. Anton juga memastikan, dalam serangan teror di Thamrin, Bahrun diduga menjadi otak pelaku. Dia diduga mengirimkan dana Rp 70 juta ke Indonesia.
Teror bom pada Kamis lalu menewaskan delapan orang dan melukai sedikitnya 24 orang. Dari delapan orang yang tewas, empat di antaranya ditetapkan sebagai pelaku. Mereka adalah Afif alias Sanikem, M. Ali, Ahmad Muhazam, dan Dian Jodi Kurniadi. Sedangkan satu orang lain yang tewas bernama Sugito semula disebut polisi sebagai pelaku, tapi kemudian diralat menjadi korban. Sugito diketahui hanyalah kurir perusahaan swasta.
MAYA AYU PUSPITASARI