TEMPO.CO, Surakarta - Penerbit Pusaka Amanah di Surakarta, Jawa Tengah, mengaku mencetak buku Anak Islam Suka Membaca. Buku untuk anak usia 3-5 tahun itu diprotes sejumlah kalangan lantaran dianggap berisi ajaran radikal.
Penerbit ini berada di Kelurahan Kauman, Surakarta. Saat Tempo menyambangi kantor penerbitan itu, terdapat tumpukan hasil cetakan untuk buku Anak Islam Suka Membaca yang masih dalam proses penjilidan.
Pemilik penerbitan, Sarwono, menolak menanggapi protes itu. "Kami hanya mencetak buku tersebut," katanya, Kamis, 21 Januari 2016. Menurut dia, semua isi dalam buku tersebut merupakan tanggung jawab penulisnya.
Buku itu ditulis oleh Nurani Mastain dan disunting Ayip Syafruddin. Berdasarkan informasi, buku yang terdiri atas lima seri itu mulai dicetak sejak 1999. Buku tersebut diedarkan hingga luar Jawa.
Buku yang dituding mengandung paham radikalisme tersebut ditemukan oleh Gerakan Pemuda Ansor. Wakil Ketua Umum GP Ansor Benny Ramdhani mengaku memperoleh informasi dan laporan dari salah satu orang tua murid taman kanak-kanak.
Dalam buku Metode Belajar Membaca Praktis itu ditemukan berbagai kata, seperti bazoka, sabotase, dan bom. Selain itu, terdapat kalimat yang dianggap tak layak bagi anak TK, antara lain: "sahid di medan jihad", "rela mati bela agama", dan "bila agama kita dihina, kita tiada rela".
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan siap menindaklanjuti kasus dugaan adanya buku radikalisme yang ditujukan kepada murid taman kanak-kanak Islam di Depok itu. Kementerian menyatakan tak mungkin ada buku yang mengandung unsur radikalisme yang diperuntukkan bagi murid TK.
"Kami yakin buku itu dibuat tanpa melalui prosedur yang ditentukan Kemendikbud," ujar Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tjipto Sumadi kepada Tempo, Rabu, 20 Januari 2016.
AHMAD RAFIQ