TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengatakan bahwa antisipasi banjir yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah berjalan cukup baik. Sayangnya, sejumlah unit pompa mesin air yang digunakan untuk memindahkan aliran air dan mengurangi banjir belum efektif digunakan.
"Hujan hanya dua bulan, masa sisa 10 bulan lagi tak bisa dipakai untuk merawat pompanya," kata Ahok di Balai Kota Jakarta pada Senin, 1 Februari 2016.
Menurut Ahok, banyak sampah ditemukan di lokasi-lokasi tempat pompa air berada. Hal ini disampaikannya dalam rapat pimpinan gubernur di Balai Kota yang juga dihadiri oleh Wakil Kepala Dinas Perhubungan Jakarta Teguh Hendrawan.
"Pak Gubernur sudah beri arahan, semua pompa yang rusak, yang dalam perbaikan, apalagi yang masih aktif, harus terawat dan terpelihara. Tahun ini semua akan dibenahi," ujar Teguh saat ditemui seusai rapat pimpinan, Senin, 1 Januari 2016.
Teguh menjelaskan bahwa total pompa mesin yang dimiliki Pemerintah Provinsi Jakarta berjumlah 451 unit. "Ada 10 persen yang notabene rusak, kami akan beli unit baru tahun ini," katanya.
Teguh mengaku tak tahu perincian anggaran yang dibutuhkan untuk perbaikan dan pemeliharaan semua pompa tersebut, tapi dia menyampaikan perlunya penambahan anggaran.
Kata Teguh, ada 21 lokasi pompa di Jakarta yang dipenuhi sampah. Salah satunya berada di pelataran waduk Pluit, Jakarta Utara.
"Kalau membicarakan pompa air, kaitannya pasti ke sampah. Kotornya juga disebabkan pengerukan lumpur sedimen di situ (waduk Pluit)," katanya.
YOHANES PASKALIS