TEMPO.CO, Jakarta - Polisi membawa jenazah Jamaluddin, siswa kelas I sekolah dasar yang diculik dan dibunuh di kawasan Lubang Buaya, ke Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur. “Jenazahnya tiba pukul 10.00 tadi,” kata petugas forensik di Rumah Sakit Polri yang enggan disebut namanya, Minggu, 7 Februari 2016.
Jenazah anak umur 7 tahun itu pun langsung diotopsi. “Sudah, tadi otopsinya langsung dilakukan,” ujarnya tanpa bersedia menyebutkan kondisi jenazah dan penyebab kematian Jamaluddin. “Biar penyidik saja yang bicara,” ucapnya.
Polisi berhasil mengungkap kasus penculikan dan pembunuhan terhadap Jamaluddin. Satu tersangka dibekuk dan dua lain masih buron.
Jamaluddin dilaporkan hilang pada Sabtu, 6 Februari 2016. Anak itu terakhir kali terlihat di sekitar rumahnya, Jalan Haji Asmawai Nomor 64, RT 8 RW 1, Kelurahan/Kecamatan Beji, Depok. Jubaedah, ibu Jamaluddin, mengetahui anaknya hilang setelah mendapatkan pesan singkat dari pelaku yang meminta uang tebusan. Jubaedah kemudian meminta Neneng Nur Hamidah, anak pertamanya, melapor ke Kepolisian Sektor Beji.
Polisi kemudian menelusuri jejak pelaku. Hasil penelusuran itu membawa polisi ke sebuah rumah di Jalan Al Baido 1, Lubang Buaya, Jakarta Timur, pada Minggu, 7 Februari 2015. Di sana, polisi menangkap Januar Arifin, 35 tahun. Sedangkan Jamaludin ditemukan tak bernyawa di kamar mandi.
Kepada polisi, Januar mengaku memang terlibat penculikan itu bersama dua kawannya. Namun dia membantah membunuh Jamaludin. "Yang menghabisi nyawa korban bukan saya, tapi dua orang teman saya," tutur Januar.
PINGIT ARIA | IMAM HAMDI