TEMPO.CO, Probolinggo - Sejumlah terobosan digagas pelaku industri wisata Gunung Bromo untuk mendongkrak angka kunjungan wisatawan. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Probolinggo Digdoyo Djamaluddin mengatakan salah satu terobosan yang dilakukan adalah dengan menurunkan tarif hotel di kawasan Tengger.
"Tarif kamar diturunkan hingga 50 persen," kata Digdoyo kepada Tempo, Selasa, 9 Februari 2016. Menurut Digdoyo, saat ini ada 14 hotel di kawasan Tengger, yakni di Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, dengan jumlah sekitar 420 kamar. Digdoyo, yang karib disapa Yoyo, mencontohkan, jika sebelumnya kamar bertarif Rp 240 ribu per malam, saat ini turun 50 persen menjadi Rp 120 ribu.
Penurunan tarif kamar hotel di kawasan Bromo ini untuk mendongkrak angka pariwisata Gunung Bromo. Hal ini, menurut Yoyo, sudah disepakati anggota PHRI di kawasan Tengger. Pemberlakuan tarif baru hotel di kawasan Bromo ini seiring dengan upaya promosi destinasi wisata erupsi Bromo. "Bromo mengalami erupsi, bukan berarti kemudian kawasan Bromo ditutup," kata Yoyo.
Gunung Bromo masih tetap bisa dikunjungi dan dinikmati di radius yang sudah ditentukan. Yoyo mengatakan PHRI telah merencanakan menjadikan erupsi Gunung Bromo sebagai wisata erupsi dan edukasi gunung api. "Kawasan wisata Gunung Bromo tetap dibuka di radius aman yang telah ditentukan," katanya. Dia juga mengatakan wisatawan masih bisa melihat matahari terbit dan kepulan asap terindah di dunia.
Informasi yang diperoleh Tempo terkait dengan aktivitas vulkanis Gunung Bromo menyebutkan gempa tremor menerus dengan amplitudo maksimum 1-26 milimeter dominan 2 milimeter. Terjadi enam kali gempa letusan dengan amplitudo maksimum 26-36 milimeter dan lama gempa 13-33 detik. Tercatat sekali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo maksimum dan lama gempa 9 detik. Aktivitas vulkanisk tersebut berdasarkan pengamatan sejak Selasa dinihari hingga pagi ini pukul 06.00 WIB.
Sementara itu, berdasarkan pengamatan Senin malam, 8 Februari, hingga Selasa dinihari, 9 Februari 2016, menyebutkan tremor menerus dengan amplitudo maksimum 1-36 milimeter dominan 4 milimeter. Terjadi lima kali gempa letusan dengan amplitudo maksimum 21-36 milimeter dan lama gempa 15-20 detik. Tercatat tiga kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo maksimum 12-24 milimeter dan lama gempa 6-9 detik. Status aktivitas vulkanis masih tetap di level siaga.
DAVID PRIYASIDHARTA