TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bagian Marketing Dharma Cinta Kasih Lion Dance Susanto Asman mengatakan pertunjukan barongsai sebetulnya bukan hanya untuk perayaan Imlek. Menurut dia, barongsai bukan sekadar hiburan, tapi juga ada makna dan tradisi yang ditampilkan sehingga pertunjukannya relevan di segala waktu.
"Bagi kami, barongsai bisa mendatangkan berkah. Tapi kami tidak tahu bentuk berkahnya itu seperti apa, bisa jadi rumah tangga harmonis, usaha lancar, dan tubuh yang sehat selalu," katanya kepada Tempo, Ahad, 21 Februari 2016.
Di Hong Kong, Susanto melanjutkan, barongsai merupakan simbol rezeki yang berlimpah. Masyarakat Hong Kong percaya bahwa mitos banyak anak banyak rezeki adalah benar. Namun, pada era modern seperti saat ini, memiliki banyak anak bukanlah berita baik.
"Jadi, saat pertunjukan barongsai, mereka yang hanya punya anak satu dan ingin anak banyak akan hadir menonton karena pemainnya banyak anak-anak," ucapnya.
Susanto mengatakan, dalam pertunjukan barongsai, banyak hal yang dapat dipelajari. Lewat barongsai, masyarakat bisa membangun karakter gotong-royong atau kerja sama, disiplin, menjaga kebersihan dan kerapian, serta sopan santun. Hal itu baik jika ditanamkan pada anak-anak sejak dini.
Pada waktu selain Imlek, para seniman barongsai, khususnya dari Dharma Cinta Kasih Lion Dance, secara rutin masih berlatih setiap akhir pekan. Sebab, permintaan akan penampilan barongsai tidak hadir saat hari raya Imlek saja. Biasanya, barongsai akan dipertontonkan saat upacara pembukaan kantor baru, pengenalan produk baru, proses pindah kantor, bahkan acara pernikahan. "Sebab, barongsai dikenal sebagai pembawa aura positif. Bagi orang yang tahu fungsi dan maknanya, pasti mau panggil barongsai," tuturnya.
Di samping itu, Susanto menuturkan, tidak jarang pula ada perlombaan, baik nasional maupun internasional, yang melibatkan barongsai. Dharma Cinta Kasih Lion Dance saat ini memiliki empat tim barongsai. Sanggar ini terbuka untuk umum dan tidak terbatas usia, bahkan sejak usia anak-anak. "Asalkan mereka sudah bisa mandiri.”
LARISSA HUDA